Di rumah sakit cempaka seorang pemuda berdiri menghadap jendela dalam diam,sedang kan sang ayah yang di atas brankar menatap aneh pasal nya sedari awal datang pemuda itu hanya diam menatap pemandangan kota...
Berulang kali sang ayah menatap putra nya yang sering menarik nafas gusar,ingin bertanya namun ragu ia mengamati pemuda itu dapat ia lihat jika sang anak memiliki masalah...
"Eh ada Ferdi juga.!!" Suara seorang wanita mengalih kan pria itu kearah pintu, dimana sang istri baru masuk ruangan dengan membawa beberapa buah di tangan.
Pria itu tersenyum lembut kepada sang istri yang sudah mendekat..
"Gimana mas sudah baikan.??" Tanya nya menggenggam tangan suami nya.
"Iya... Aku rasa sudah bisa pulang"
"Ini aku bawa kan buah... Oh ya fer kakak kamu mana,kok tidak ikut.??" Tanya erina lembut kepada anak tiri nya.
"Kakak masih tidur mah... Dia bilang semalam jagain ayah." Jawab Ferdi seadanya.
"Iya... Semalam kakak kamu memang jagain ayah, bahkan menyuruh mama istirahat dirumah dia memang gadis yang lembut dan penuh perhatian... Kamu beruntung punya putri seperti dia mas" ucap nya tersenyum manis pada sang suami.
"Kamu benar... Dia gadis yang bertanggung jawab rasa nya mas tidak rela melepas nya kalau menikah" sahut Hendra ayah Ferdi.
"Kakak tidak akan menikah" ujar Ferdi dengan aura dingin yang membuat Erina dan Hendra merasa canggung...
"Ehkem... Mas aku ketemu dokter dulu ya mau nanya keadaan kamu, apa sudah bisa pulang" erina langsung keluar dari suasana canggung mereka,meninggal kan suami nya dan ferdi...
"Aku mencintai kakak" ujar nya tegas memecah keheningan di ruangan itu,dengan masih menatap luar jendela.
"APA.!!" teriak hendra kaget untung kamar inap nya kedap suara Jika tidak pasti para perawat akan berdatangan.
"Ferdi tidak butuh pendapat ayah... Ferdi hanya memberi tahu ayah saja jika kakak tidak akan menikah dengan orang lain,selain Ferdi" jelas nya menatap ayah nya tegas.
"Apa kau gila... DIA KAKAK MU" bentak nya dengan wajah merah menahan marah...
"Mau sampai kapan ayah.??"
"Apa.?"
Ferdi kembali melihat luar jendela terlintas di benak wajah sang kakak,yang cantik dan lembut penuh perhatian selalu melindungi juga membela nya,seorang gadis cantik dengan sejuta pesona tempat dia merasa terlindungi tempat ia bermanja, sudah sangat lama ia merasa kan perasaan ini terhadap kakak nya namun terus saja ia tepis meyakin kan diri jika ia saudara,tapi tidak dengan sekarang ia tau kalo mereka bukan saudara kandung tidak sedarah jadi apa salah kalo dia mengingin kan cinta nya...
"Menyembunyikan fakta kalo aku dan kakak bukan saudara kandung"
Ruangan itu menjadi hening setelah ucapan itu keluar dari bibir Ferdi,sedetik nafas Hendra tertahan dengan mata melebar,bagaimana bisa anak nya tahu tentang itu...
"Ka-kau
"Ferdi sudah tau semua nya ayah,,, bahkan hancur nya keluarga Fernandes karna kakak iya kan ayah.?!" Ia menatap ayah nya yang hanya terdiam.
"Kenapa.?? Kenapa ayah tidak memberi tahu ku, hanya aku yang tidak tau.??" Lanjut nya dengan mata berlinang
"Bahkan aku terus menekan perasaan ku terhadap kakak,agar tidak kelepasan untuk mengata kan kalo aku mencintai nya,,, namun sekarang aku lega karena semua itu tidak akan ku lakukan lagi,aku hanya ingin kakak" ujar nya dengan sorot mata obsesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Girl (END)
Fiction HistoriqueNovel baru mohon jangan di bully ya... Asli pemikiran sendiri. ________ "Jangan memulai duluan dengan ku, karna aku akan membalas mu dengan cara mematikan" _______ "Ini bukan ancaman tapi ingat tetap lah berada di posisi mu,kau tidak akan tau kapan...