dua

5.1K 294 2
                                    

Pagi berganti sore dan sore berganti shif dengan malam,langit cerah yang dari tadi bercahaya terang kini menjadi gelap tidak lupa bulan sabit terukir indah di antara bintang...

Ini adalah malam dimana kami menemui calon ibu baru,aku harap dia wanita lembut penuh cinta bukan hanya untuk ayah tapi untuk ku dan adik ku, yaah itu adalah harapan seorang gadis berusia 17 tahun seperti ku..

Nama ku Fransiska Mahendra 6 bulan lagi adalah ulang tahun ku ke 17,aku berharap tahun ini aku di dampingi oleh ayah dan ibu baru.

Aku menatap diri ku sekali lagi di cermin aku ingin memiliki kesan baik saat bertemu calon istri ayah,setidak nya aku dan adik ku tidak memalukan dalam penampilan..

Gaun sederhana bermotif bunga sangat manis menempel di tubuh ku,ini adalah gaun pemberian ayah tadi siang Daan aku sangat menyukai nya...

Tok

Tok

"Kak apa sudah siap.??" Terdengar suara adikku dari arah luar.

"Iya... Kakak sudah siap.!" Jawab ku setelah membuka pintu,disana berdiri dia dengan setelan jas berwarna navi berdasi kupu-kupu sangat cocok dengan wajah manis nya..

"Kakak sangat cantik." Puji nya

"Kamu juga ganteng" ucap ku merapikan dasi nya "ayo ayah pasti sudah menunggu" ajak ku seraya meraih tangan nya.

Kami menuruni tangga di bawah sana sudah ada ayah dengan setelan rapi,meski ayah sudah lanjut usia tapi dia masih kelihatan gagah,tidak salah banyak parah wanita mengejar nya...

"Ayah... Apa Tante Erina akan menerima kami.??" Tanya ku dengan was-was sekarang kami sudah ada di dalam. Mobil menuju tempat janjian, ayah menoleh sekilas lalu kembali fokus ke jalanan.

"Tentu saja sayang.... Dia tau kalo ayah memiliki kalian dan dia tidak keberatan, dia juga senang saat ayah mengatakan itu" jawab ayah dengan tersenyum tipis.

"Apa dia memiliki anak.??" Tanya Ferdi dari kursi belakang. Sontak aku menoleh pada ayah...

"Iya... Dia memiliki 2 anak remaja mungkin seumuran dengan mu kak." Sahut ayah lagi masih dengan senyuman.

Entah kenapa terbesit rasa khawatir di dalam hati ku mendengar kata-kata ayah,gimana kalo anak nya tidak menerima kami.?? Bagaimana kalo mereka membenci Ferdi adik ku.?? Tidak.... Tidak... Aku tidak boleh berpikiran macem-macem dulu..

Aku melihat adikku dari arah kaca spion depan,terlihat raut wajah adik ku yang tidak bisa aku arti kan, aku harap dia tidak berpikiran yang tidak-tidak... Yaah moga saja.

Mobil ayah memasuki parkiran di sebuah restoran,dengan ragu aku turun dari mobil adik ku berdiri di samping ku sambil menggenggam tangan ku erat,aku menatap mata hitam nya yang seakan mengata kan 'jangan khawatir ada aku di sini' setidak nya itu yang aku lihat dari mata nya..

Kami berjalan mengikuti langkah ayah yang lebih dulu masuk kedalam,sekali lagi ada rasa gugup kembali menyerang ku saat sudah berada di depan pintu berwarna coklat tua, tangan ku dan Ferdi tidak pernah lepas kami selalu berpegangan erat seakan saling menyalur kan rasa gugup...

"Maaf kami terlambat.!!" Ucap ayah setelah membuka pintu itu.

"Tidak apa-apa... Kami juga baru sampai" terdengar sahutan wanita dari arah dalam ruangan, apa itu calon ibu kami.??

"Dimana anak-anak mu hen.??" Tanya suara itu lagi dengan nada hangat.

"Ini mereka..." Ayah menggeser dari depan kami,memang sedari tadi kami di punggung besar ayah, terlihat di sana ada 3 orang menatap terkejut kami.

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang