Derap kaki di lobi gedung pencakar langit itu menggema seakan sudah terjadi hal darurat, ada beberapa pria berjas hitam berjalan menyusuri koridor kantor menuju sebuah ruangan,yang tertulis Presdir Alberd dengan sedikit ragu ragu pria itu mengetuk pintu dan masuk setelah di persilah kan...
"Ada apa.??" Tanya pria tua di belakang kursi nya,meski tidak muda tapi masih sangat gagah.
"Maaf tuan menganggu anda"
"Kata kan saya tidak suka bertele-tele" jawab nya datar.
"Itu... Nona besar.."
"Kenapa dengan cucu ku?"
"Nona besar di serang di sekolahan, dia mendapatkan luka tembak di beberapa namun di selamat kan oleh teman sekolah nya sekarang dia di rawat" lapor nya sedikit gugup.
"Cari tau siapa melakukan penyerangan jika sudah ketemu, habisi mereka" perintah nya tajam beraura dingin membuat pria itu menelan ludah, Alberd menekan emosi nya saat mendengar cucu kesayangan nya di serang apa lagi di sekolah.
"Siapa yang sudah membocorkan identitas nya ??" Desis nya marah,selama ini dia dan cucu nya menyembunyi kan identitas mereka selama puluhan tahun tapi kenapa sekarang dia di serang, jika tidak di bongkar musuh nya tidak akan bisa tahu wujud cucu nya itu...
"Tidak akan ku lepas kan orang itu"
🌹🌹🌹🌹
Selepas menghajar Kevin dan menyaksi kan keterpurukan kedua nya,Lio memilih pergi dari sana mencari jejak keberadaan Siska yang entah kemana di bawa ketua OSIS nya,dia sangat khawatir dengan keadaan gadis itu tepat di depan mata nya beberapa peluru menghantam tubuh mungil itu,sekali lagi Lio mencengkram setir membayang kan betapa sakit nya gadis itu saat timah panas merobek kulit perut nya,sesaat Lio melirik tangan penuh darah Siska yang sudah mengering masih dia rasa kan gimana deras nya darah itu kala ia menekan luka Siska...
"Aarrhghh" teriak nya frustasi karna tidak menemukan gadis cantik dengan senyum lembut nya,walau dia terluka sekali pun gadis itu tetap tersenyum lembut membuat hati nya kembali sakit.
Ia tidak menyangka ini terjadi begitu cepat,dari awal dia memang percaya kalo gadis itu akan dalam bahaya jika identitas nya bocor,namun ia tidak membayang kan jika sangat cepat hanya hitungan menit saja penyerangan itu langsung terjadi..
"Dimana... Dimana kamu... Siska" gumam nya frustasi.
Beda lagi di mansion mewah berlantai empat,di sana terjadi keributan yang di sebab kan oleh tiga pemuda yang sudah sadar dari pingsan nya,para bodyguard cukup kewalahan menenang kan mereka tak hayal beberapa dari mereka sudah mendapat pukulan keras.
"LEPAS KAN AKU... DEVANO SIALAN" jerit pemuda berwajah imut itu kaki tangan nya sudah terikat kuat,cowok yang bernama devano hanya menatap nya datar...
"Lepasin brengsek. .. aku ingin nyelamatin siska setan" ujar cowok bertindik di telinga nya,mata nya memerah karna marah dia geram dengan pemuda bernama devano yang sudah lancang mengikat nya.
"Lepas kan aku atau kau yang aku habisi" desis yang satu nya.
"Jika bukan karna perintah Siska,.. aku juga tidak akan Sudi menenang kan mahluk sialan seperti kalian" ujar nya datar menatap mereka satu persatu ke3 pemuda itu...
"Bangsat"
"Brengsek"
"Kalo begitu lepasin kami"
"Tidak akan... Ini adalah perintah Siska" tolak devano cepat
Ketiga pemuda itu hanya bisa berontak berteriak hingga lelah,mereka pasrah saja sembari berdo'a atas keselamatan Siska hati mereka benar-benar sakit melihat gadis kesayangan nya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Girl (END)
Historical FictionNovel baru mohon jangan di bully ya... Asli pemikiran sendiri. ________ "Jangan memulai duluan dengan ku, karna aku akan membalas mu dengan cara mematikan" _______ "Ini bukan ancaman tapi ingat tetap lah berada di posisi mu,kau tidak akan tau kapan...