enam belas

2.2K 209 3
                                    

Langit cerah kini berganti gelap dengan di selingi oleh suasana dingin,bisa di pasti kan hujan akan turun terbukti rintikan dari langit mulai membasahi bumi,malam ini tidak ada satu pun bintang yang berani menampakan diri begitu juga bulan yang tidak hadir bahkan mengintip pun tidak...

Di dalam suasana dingin ini pun tidak ada mengubah keputusan seorang gadis untuk terus berdiri di balkon kamar nya,dengan mata terpejam seakan meresapi tiap air hujan menetes di wajah cantik nya...

Ddrrrttt dddrrrtttt

Mata yang semula terpejam kini perlahan terbuka terlihat lah mata coklat keabuan menatap kosong ke arah gelap nya malam.

Aku beranjak menuju meja belajar dimana letak hp ku,di sana terterah nama Ferdiansyah adik manis ku beberapa hari ini dia memang tidak pernah absen untuk menelpon ku, meski hanya sekedar merengek. Hahaha adik ku sangat menggemas kan..

"Hallo" aku meletak kan hp di atas meja,disana terlihat seorang pemuda tampan menatap ku antusias..

"Kakak.... Ferdi kangen" itu ucapan yang sering dia teriakan kala video call pada ku, aku tersenyum lembut kepada adik laki-laki ku entah kenapa aku merasa dia sedikit berubah..

"Ada apa.?? Apa ada sesuatu yang ingin kamu cerita kan hhmm.??" Tanya ku lembut,setiap dia menelpon ku memang selalu bercerita banyak hal.

"Tidak ada... Aku hanya kangen dengan kakak. Aku kangen meluk kakak,cium kakak pokok nya semua nya."

"Hahaha... Kakak tidak tau apa tanggapan orang yang mendengar perkataan mu ini... Mungkin mereka akan mengira kau adalah kekasih ku" ujar ku tertawa geli mendengar penuturan nya.

"Biarin saja... Aku tidak keberatan jika memang harus menjadi kekasih kakak"

Aku hampir tersedak air liur ku sendiri,siapa yang mengajar kan nya bicara seperti itu.??

"Minggir nenek mau bicara pada cucu cantik ku."

Terlihat nenek mendorong Ferdi menjauh dan merebut hp nya,aku tersenyum manis menatap seorang wanita tua tapi masih sangat cantik ini, dia begitu mirip dengan ibu hanya rambut saja yang beda..

"Nenek... Kenapa nenek semakin cantik dan muda. Kalo seperti ini aku akan mendapat saingan." Ucap ku tersenyum

"Sekian lama tidak bertemu sekarang kau sangat pandai berbicara manis ya.??"

"Mana ada... Apa yang aku kata kan semua nya benar"

"Diam kau.!!" Hardik nya garang,nenek ku tidak pernah berubah selalu galak tapi hati nya baik.

"Gimana kabar nenek.?? Ferdi tidak menyusah kan nenek kan.??"

"Hhuuuhh... Nenek tidak tau anak ini makan apa selama di sana." Keluh nya setelah menghela nafas

"Kenapa nek.. apa di sana dia merepot kan mu.??" Tanya ku dengan wajah serius.

"Dia sangat nakal... Nenek begitu bosan mendengar ocehan nya... Mau pulang,mau ketemu kakak,mau meluk kakak.... Kakak seperti ini.. kakak seperti itu.. apa lah bla bla."  Adu nenek sambil memijit pelipis nya, aku hanya tertawa sebagai respon,memang benar selama ini kami tidak pernah terpisah bisa di bilang Ferdi sangat bergantung pada ku.

"Kau jangan selalu memanja kan dia kak... Sekali-kali coba untuk memanja kan diri sendiri,selama ini kau sudah cukup menderita nenek ingin kamu seperti gadis lain nya.. jangan selalu memikir kan semua nya" ujar. Nenek lembut mata sendu nya menjadi tamparan keras di uluh hati ku..

"Siapa bilang aku menderita nek... Aku sangat bahagia punya keluarga adik,ayah seperti sekarang... Ada nenek juga keluarga di sana.. aku bahagia nek."

Bohong.!!! Semua itu bohong selama ini aku hanya mengabdi kan diri ku pada keluarga ini,tidak pernah memikir kan keinginan ku kepentingan ku sama sekali tidak pernah,aku juga ingin seperti yang lain hidup normal tanpa harus memikir kan gimana hari esok. Gimana menghadapi orang-orang esok hari.??

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang