empat sembilan

1.3K 136 10
                                    

Setelah beradu argumen dengan neha yang di akhiri gadis itu menangis seraya meminta maaf,kini di sini lah Siska di kamar nya sambil beberes memasukan baju kedalam koper,tak lupa suara rengekan sang adik yang terus meminta untuk ikut,Siska sudah memberi pengertian pada pemuda itu bahwa dia pergi bukan untuk berlibur,tapi tetap saja dia ingin ikut di tambah Iqbal dan rehan malah juga meminta ikut...

"Tidak... Kalian tidak bisa ikut" tegas siska sekali lagi ia masih sibuk memberes kan barang-barang nya.

"Tapi kak,Ferdy khawatir biar kan Ferdy ikut ya... Please kak" bujuk Ferdy yang berguling di atas kasur.

"Biar kan kami ikut ya... Aku takut terjadi apa-apa sama kamu" sahut Iqbal yang di angguki rehan.

"Tidak akan ada apa-apa disana, lagian orang-orang kakek sudah banyak... Pokok nya kalian tetap tinggal" mutlak siska.

Di perjalanan pulang dia mendapat kan telpon dari nenek nya jika dia di harus kan datang ke Jepang hari ini juga,maka dari itu dia harus berangkat malam ini dan dia sudah meminta izin pada sekolah tapi masalah nya Lio malah begitu keukeuh buat ikut,jadi dia tidak sendiri ada Lio yang menemani tadi tapi Ferdy tidak tau jika tau ketiga pemuda itu sudah pasti akan mengamuk..

"Apa tidak bisa berangkat nya besok saja kak.?" Ujar seorang pria paruh baya di depan pintu kamar Siska.

"Tidak bisa yah... Kakak harus berangkat sekarang ada hal yang harus di selesai kan disana.!!" Siska menutup resleting koper lalu menyeret nya.

"Kak biar kan Ferdy ikut ya." Rengek Ferdy sekali lagi bergelayut di lengan Siska.

Siska menghela nafas panjang ia menatap ayah nya dengan wajah memelas,Hendra hanya menggeleng melihat itu ia juga menarik nafas pasrah lalu beranjak mendekati kedua anak nya.

"Ayolah kak,Ferdy tidak akan merepotkan malah Ferdy yang akan melindungi kakak" bujuk nya sekali lagi.

"Tidak akan... masih banyak yang harus Ferdy urus di sini,jadi ferdy tidak bisa ikut" ujar Hendra menarik kerah baju Ferdy agar melepas kan Siska.

"Ferdy akan mengurus nya setelah pulang ayah..." Jawab Ferdy berontak.

Hendra memberi kode pada Siska untuk cepat berangkat "kamu masih banyak kerjaan Ferdy.. kau sendiri bilang ingin seperti kakak jadi sekarang waktu nya belajar bisnis" bisik Hendra di telinga Ferdy...

"Tidak.... untuk hari ini Ferdy mau menemani kakak.... Ayah lepaskan Ferdy,kakak jangan tinggal kan ferdy ayah lepaskan" Ferdy berusaha melepas kan cekalan di kerah baju nya tapi tak bisa ayah nya lebih kuat dari nya.

Sedang kan Siska sudah berada di ruang tamu di ikuti oleh Iqbal dan rehan.

"Tidak apa-apa Kamu sendirian ke sana kak??" Tanya erina lembut.

"Iya mah... Siska sudah biasa sendirian tidak akan terjadi apa-apa" jawab Siska tersenyum,terdengar derap kaki dari arah tangga di sertai teriakan.

"KAKAK" Ferdy berlari dan langsung sembunyi di balik tubuh mungil itu,sedang kan Hendra ngos-ngosan di belakang.

"Siska berangkat dulu ya mah" pamit Siska mencium pipi Erina,hendra,rehan dan Iqbal.
Sekarang ia beralih menghadap Ferdy yang cemberut.

"Jaga diri juga jaga ayah dan mama, jaga kesehatan jangan begadang terus... Jangan nakal" pesan Siska mengelus rambut hitam Ferdy meski harus berjinjit karna tinggi mereka beda jauh.

"Kakak~~"

"Kakak pergi dulu"

Cup

Cup

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang