Selepas acara pernikahan ayah kami di bawa ke rumah Tante Erina,aku dan adik ku tidak masalah di ajak kesana hitung-hitung sebagai perkenalan.
Tapi masalah nya kenapa aku harus 1 mobil dengan dua mahluk ini, Iqbal dan rehan sedari tadi aku meremas gaun yang aku kenakan,seringai kecil terus terukir di sudut bibir mereka apa lagi saat melihat ku duduk manis di belakang.Aku tidak suka suasana seperti ini,dimana aku sebagai kelinci dan mereka seperti predator buas yang mengintai,adik ku ikut ayah di mobil satu nya aku ingin ikut ayah tapi entah kenapa ayah malah menitip kan ku pada mereka,bukan nya ini sama dengan ayah menjadi kan ku umpat untuk mereka...
"Santai saja jangan tegang gitu.!!" Ucap rehan dengan senyum miring nya,dia pikir aku akan terpesona dengan senyum licik nya..
"Kak aku duduk di belakang" ucap Iqbal cepat,rehan meremas setir mobil karna telat beraksi sedang kan aku terkejut mendengar ucapan Iqbal.
Dia masuk dan duduk di samping ku, aku menatap nya bingung kenapa dia harus duduk di sini.?? Bukan kah lebih baik duduk di depan.??
"Kenapa...??? aku hanya ingin mencoba duduk di belakang..!!" Ujar nya menatap ku seakan tau dengan kebingungan ku. Aku tidak menjawab aku hanya membuang muka dan menatap jendela...
Cukup lama keheningan di mobil itu,rehan yang menyetir tapi sering melirik ku sedang Iqbal sibuk dengan hp,dan aku terus melihat jalan aku benar-benar tidak suka bersama mereka, alangkah baik nya jika ada Ferdi setidak nya gak secanggung ini..
"Apa kau akan tinggal bersama kami.??" Tanya Iqbal secara mendadak memecahkan keheningan di dalam mobil,aku tidak menjawab karna aku merasa itu tidak penting.
"Hey kenapa gak jawab.??"tanya nya sekali lagi aku hanya menoleh sekilas lalu kembali melihat jalan.
"Persikap lah sopan dengan kakak tiri mu.!!" Ujar nya penuh tekanan.
"Iqbal... Sudah lah jangan bersikap seperti itu" peringat rehan cepat mungkin dia menangkap ketidak sukaan ku terhadap iqbal, Iqbal mendengus kesal mendengar peringatan rehan.
Mobil rehan memasuki pekarangan sebuah mansion mewah aku akui Mension ini sangat mewah,beda jauh dengan rumah kami meski gak sebesar mansion itu tapi lumayan nyaman bagi kami.
Aku ingin membuka pintu tapi di dului seseorang saat aku mendongak ternyata rehan,mau apa dia.???
Aku tidak banyak tanya dan keluar mobil,mata nya menatap ku begitu intens setiap gerak gerik ku seakan di awasi oleh nya...
"Kakak.!!"
Aku menoleh ke sumber suara ternyata dari Ferdi dia menghampiri ku lalu memeluk ku erat,aku tau dia tidak nyaman di sini apa lagi jauh dari ku.
"Kenapa kakak lama banget.??" Tanya nya yang ku jawab dengan senyuman lembut.
Rehan dan Iqbal menatap Ferdi datar lalu pergi dari sana,aku tidak tau apa arti tatapan mereka kepada ferdi aku harap bukan hal buruk.
"Ayo masuk ayah sudah menunggu kita.??" Ucap Ferdi menarik tangan ku.
Dan disini lah kami duduk saling berhadapan di ruang tamu mansion termasuk 2 mahluk itu, tidak ada reaksi apa pun dari kami,melihat isi dalam mansion itu karna sama sekali tidak menarik perhatian ku atau adik ku,biar gimana pun lebih nyaman rumah kami sendiri..
"Jadi apa Siska juga ferdi mau tinggal bersama kami di sini.??" Tanya Tante Erina lembut menatap kami.
Ferdi melirik ku dengan tangan masih menggenggam jari ku,aku merasa hal dingin menusuk dari arah kursi lain dan itu berasal dari kedua cowok di sana.
"Maaf Tante... Kami akan tetap tinggal di rumah lama.!!" Ucap ku pelan, aku tidak ingin menyinggung tante Erina yang baik, aku bisa menangkap dari ekor mataku kedua mahluk itu terkejut mendengar jawaban ku.
"Kenapa nak.?? Apa tempat ini tidak nyaman untuk kalian.??"
"Bukan begitu Tante... Rumah ini sangat nyaman apa lagi bisa bersama kalian... Tapi aku dan Ferdi tidak bisa meninggal kan sesuatu di rumah itu." Jelas ku berhati-hati
"Sesuatu apa itu.??" Tanya Tante Erina penasaran.
"Kenangan dari ibu kami.!!" Jawab Ferdi cepat, mendengar jawaban Ferdi raut wajah Tante erina berubah tidak enak, yang membuat ku bersalah.
"Maaf Tante. Disana banyak peninggalan ibu jadi kami tidak bisa meninggal kan nya." Ujar ku menunduk.
Aku dengar Tante erina menghela nafas "iya.. aku mengerti.. tapi bisa kah kalian memanggil ku mamah.?" Ucap nya penuh harap
"Tid...
Ucapan Ferdi terhenti saat aku meremas jari nya keras "akan kami usaha kan Tante." Jawab ku
"Nak bisa kah kalian tinggal di rumah ini untuk sementara.?? 1 Minggu saja.?" Aku menatap ayah yang hanya diam sedari tapi dia menatap ku penuh harap dan Tante erina masih menunggu jawaban kami.
"Iya... Setidak nya kalian harus merasa kan tinggal di rumah mewah.!!!" Sahut Iqbal yang dari tadi hanya diam.
Aku hanya diam memikirkan konsekuensi jika tinggal di sana,meski hanya sementara aku yakin mereka akan Berusaha mengganggu ku..
Tapi aku masih ingin bersama ayah,aku dan Ferdi saling menatap meminta pendapat tapi tidak ada yang bisa kami lakukan.."Baiklah Tante." Jawab ku pelan, Tante erina tersenyum cerah begitu juga ayah dan jangan lupa kan dua mahluk itu malah menyeringai puas.. apa yang mereka rencana kan.?? Aku harus waspada.
****
Lagi-lagi aku di hadap kan oleh situasi yang tidak menyenang kan,dimana aku harus di antar oleh rehan menuju kamar yang ingin aku tepati,Ferdi di antar oleh pelayan tapi kenapa aku di antar oleh rehan.?? Kenapa juga ayah menyetujui saat rehan menawarkan diri mengantar ku.??Kamar ku dan Ferdi di pisah jauh,dia di lantai 2 sedang kan aku di beri kamar lantai 3,aku ingin sebelahan dengan Ferdi tapi tidak di izin kan oleh rehan dan Iqbal,kenapa.?? Karna alasan mereka seorang gadis harus memiliki lantai pribadi sendiri.!!! Alasan macam apa itu.?? Ucapan mereka seakan begitu menyayangi adik perempuan Bukan.??
Dan bodoh nya mereka percaya dengan ucapan dua mahluk itu... Aku tidak habis pikir mengenai mereka.
Aku berjalan mengikuti rehan tanpa menghirau kan cowok itu, aku terus sibuk dengan pikiran ku tanpa sadar kami sudah di dalam kamar dan aku tidak menyadari itu,aku terus berjalan hingga tubuh ku menabrak tubuh tegap rehan.
"Kau sangat tidak sabaran ya.?? Untuk menggoda ku.??" Ucap nya berbisik di telinga, aku dengan cepat mendorong dada nya untuk menjauh namun tangan nya sudah melingkar di pinggang ku.
Kenapa aku sangat bodoh menerima begitu saja tawaran untuk tinggal di sini,padahal aku tau ada hal berbahaya seperti sekarang..
Mata hitam nya menatap ku lekat tubuh kami semakin merapat,karna dia terus mempererat pelukan di pinggang ku.
"Lepas kan.!!" Ucap ku tajam
Rehan menaik kan alis nya mendengar ucapan ku, "kau cukup berani ya!!"
Ujar nya membenam kan wajah nya keleher jenjang ku yang terekpos,tanpa ada yang menghalangi, aku dapat merasa kan dia mengendus leher ku membuat ku merinding.
"Menyingkir dari ku rehan.!!" Jerit ku keras tapi sama sekali tidak dia hirau kan. Apa yang harus aku lakukan.?? Kenapa tidak ada pelayan yang kesini kenapa tidak mendengar jeritan ku.??
"Percuma kau menjerit sekeras apa pun kamar ini Kedap suara gak ada yang mendengar mu.!!" Ucap nya pelan
"Aaahhhkk" jerit ku tertahan,aku menahan suara ku saat rehan mengecup leher ku,tubuh ku bergetar kenapa.?? Kenapa mereka melaku kan ini pada ku.?? Air mata ku mengalir begitu saja.
Aku menangis karna perlakuan kurang ajar rehan, ia mendongak menatap ku karna mendengar isakan ku, mata nya melebar terkejut...
"Siska maaf kan aku.. a-aku hanya mengerjai mu.!" Ucap nya gugup dia meraih wajah ku namun aku tepis dengan keras.
"Aku tidak suka cara becanda mu... Menjauh dari ku jangan mendekati ku" jerit ku keras menjauh dari nya.
Dia hanya berdiri kaku di tempat nya wajah nya sangat syok menatap ku,mengkin dia tidak menyangka aku akan menangis, ketahui lah aku sangat membenci orang yang lancang menyentuh ku..
"Beristirahat lah... A-aku akan keluar !" Ucap nya lalu keluar meninggal kan ku yang menangis..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Girl (END)
Historical FictionNovel baru mohon jangan di bully ya... Asli pemikiran sendiri. ________ "Jangan memulai duluan dengan ku, karna aku akan membalas mu dengan cara mematikan" _______ "Ini bukan ancaman tapi ingat tetap lah berada di posisi mu,kau tidak akan tau kapan...