lima puluh

1.4K 140 13
                                    

Tidak butuh waktu lama rumor meninggal nya Alberd Fahry Arthur sudah mulai tersebar,tapi hanya beberapa saluran yang di bawah naungan arthur Menayang kan berita itu,sedangkan keluarga Arthur masih berada di rumah sakit menjaga tuan Alberd yang masih setia memejam kan Mata nya,disana sudah ada Gerald dan devano mereka baru sampai setelah di kabar kan jika Alberd masuk rumah sakit karna racun.

Sekarang Siska duduk di sofa rumah sakit dengan bersandar di dada Lio,dan devano tiduran berbantal paha Siska sedang kan Gerald sudah cemberut sedari pulang dari NY,dia ingin memeluk Siska tapi terus dihalangi devano juga lio membuat nya harus menahan kesal..

"Siska kenapa kamu menyebar rumor seperti itu.??" Tanya Gracia menatap sang cucu.

"Nanti nenek akan tau... Itu hanya alibi agar mereka menampakkan diri" jawab Siska mengelus kepala devano.

"Apa tidak apa-apa kita melakukan itu.??" Sambung Rey.

"Paman tenang saja... 3 hari lagi akan ada hasil nya"

"Baiklah kami hanya mengikuti rencana mu" sahut Gracia menatap sendu sang suami,ia sangat hancur melihat keadaan suami nya yang tak kunjung sadar ingin sekali dia membantai orang yang sudah meracuni Alberd tapi cucu nya malah tidak mengizinkan...

"Lihat mereka sudah mulai bermain akting " ucap Siska setelah menyetel televisi,disana terlihat pasangan anak dan ibu menampilkan wajah sedih kala ditanya para wartawan,dan mereka juga mengatakan jika dalam waktu dekat akan menyelenggarakan acara pengalihan pemimpin FG company atas nama mereka.

"Waow mereka memiliki keberanian yang sangat tinggi" ujar Lio dengan nada mengejek.

"Orang yang tidak memiliki urat malu memang harus seperti itu" sahut devano yang sudah duduk menatap televisi datar.

"Benar-benar tidak tau diri" ujar Amira menghina.

Siska menyeringai menatap ibu dan anak di dalam tv menampakan air mata buaya,dia pikir keluarga Arthur sangat mudah di singkir kan "dasar bodoh"

🌹🌹🌹

Dinegara lain seorang remaja terduduk diam dengan mata kosong menatap lurus ke foto seorang gadis mungil,dari semua gadis yang dia kenal entah kenapa hanya kepada gadis itu membuat dia segila ini,merasa kan yang namanya berdebar juga jatuh cinta,gadis cantik dengan senyum lembut adalah candu bagi nya gadis yang menatap nya tulus,mata keabuan melihat nya lembut namun sayang kelembutan itu sudah hilang diganti kan mata kecewanya,setelah insiden dimana nyawa sang gadis terancam.

Entah sudah berapa lama dia menatap figuran itu tanpa niat beranjak dari sana,semua ketokan dan teriakan dari luar sama sekali tidak dia hiraukan,kamar yang semula rapi kini terlihat berantakan dengan vas bunga pecah dimana-mana,sudah 2 hari dia seperti ini tidak menghirau kan orang lain hanya tenggelam dalam penyesalan.

"Maafkan aku... Maaf"

Sementara di luar seorang remaja seusia dia sudah lelah berteriak bersama pria paruh baya,mereka membujuk pemuda itu agar keluar dan makan karna ini hari keduanya tidak menyentuh makanan,membuat kedua pria itu khawatir.

"Vin buka pintu nya..." Teriak nya di sertai ketukan.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan nya Zidan" pemuda yang bukan lain adalah Zidan hanya menggeleng sebagai tanda jika dia juga tidak tau,ia menemukan Kevin juga di ruangan khusus mereka dalam keadaan seperti orang linglung tak bernyawa....

Apa yang harus aku lakukan.?? Batin Zidan

Tidak ada yang tau apa yang di alami oleh Kevin selain dirinya sendiri,pemuda itu sudah sangat dalam menyelami penyesalan hingga tidak mampu untuk keluar dari zona menyesakan nya,rasa bersalah begitu kuat merenggut akal sehat nya saat ini,tidak ada yang dia butuh kan selain Siska sang gadis cantik sejuta pesona,cinta pertama dan cinta terakhir nya ia ingin memeluk gadisnya sekarang,sembari mengatakan maaf sebanyak-banyak nya.

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang