sebelas

2.9K 241 4
                                        

Di ruang kerja seorang gadis mungil dengan setelan casual duduk di kursi kerja nya,sedang di depan nya berdiri satu pria berjas hitam, sekali-kali dia melirik sang nona yang sedang melihat berkas yang dia beri kan tadi,dia akui nona nya ini sangat cantik dan imut begitu lembut dan tegas,semua kolega sangat mengagumi nona muda nya meski begitu misterius namun tidak menutupi penasaran mereka terhadap nona nya ini...

"Hanya ini yang kau dapat.??" Suara lembut memecah keheningan di ruangan itu.

"Iya nona... Apa masih kurang.??" Jawab nya menunduk

"Kau yakin tidak ada yang terlewat kan.?"

"Saya yakin nona semua sudah saya selidiki "

"Baik lah.... Ini sudah cukup menjadi senjata.!" Ucap nya tidak memaling kan mata nya dari berkas itu,senyum licik terbit dari bibir ranum nya membuat siapa pun yang menatap pasti akan memiliki pikiran untuk melumat nya.

"Kau..... kemari.??" Panggil nya kepada sekretaris yang ada di hadapan nya.
Pemuda yang berumur 20 tahun itu sedikit ragu mendekat pada nya,wajah tampan nya tersirat rasa khawatir di sana..

"Apa yang kau takutkan.?? Aku menyuruh mu mendekat kesini.!!" Perintah nya sekali lagi.

Pemuda itu mendekat dengan gerakan pelan gadis itu memutar kursi nya untuk menghadap pemuda itu...

Cup

Bibir mungil itu mendarat sempurna di bibir pemuda itu yang membelalak terkejut atas tindakan nona nya..

"Kerja bagus..!!" Puji nya berbisik.

Lalu menjauh kan diri dari sekretaris nya yang masih termanguh dengan wajah memerah.

"No-nona apa kau tidak ingin kerumah sakit.??" Ujar pemuda itu setelah sudah merasa tenang.

"Tidak perlu... Ini sudah tidak sakit.... Kau urus semuanya aku akan pulang." Dia pun berlalu dari sana..

"Manis..!!" Gumam nya menatap punggung gadis mungil itu.

***

Sudah lewat beberapa hari dari kejadian di lapangan dan kaki ku juga sudah mulai membaik,walau masih sedikit nyerih Iqbal dan rehan terus mengunjungi ku dan Ferdi entah malam siang atau kapan pun mereka punya waktu senggang.

Begitu pun dengan neha juga Kevin mereka juga sering mengunjungi ku meski sering mendapat kan tatapan tajam oleh Iqbal atau pun rehan...
Hari ini hari dimana Ferdi harus ke rumah nenek kalo waktu itu bisa di undur namun sekarang tidak, dia di harus kan untuk pergi sekarang karna nenek sudah sangat merindukan nya...

"Iya nek... Nanti malam Ferdi akan berangkat.!!" Ucap ku kepada seorang wanita lansia di sebrang telpon.

"Kakak sendiri kapan mengunjungi nenek dan Tante mu disini.?? Kami di sini juga merindukan mu.!!" Terdengar suara lembut masuk ke telinga ku,nenek adalah orang paling dekat dengan ku selain ibu,begitu juga dengan Tante Karin yang tidak memiliki anak perempuan.

"Kalau kakak udah menyelesai kan urusan di sini kakak akan kesana mengunjungi nenek. Kalo untuk sekarang Ferdi dulu ya nek." Bujuk ku kepada malaikat ku di sana.

"Bener ya kakak akan nyusul kesini.. kalau tidak nenek yang akan menyeret mu." Ujar nya merajuk

"Kakak akan menunggu nenek menyeret ku" ujar ku dengan tawa..

Setelah mengobrol sebentar telpon pun terputus,aku melihat Ferdi sedang berberes di kamar nya dengan wajah tertekuk, dari awal dia memang tidak mau ke sana tapi mau gimana ini keinginan nenek tidak bisa di tolak...

"Setelah urusan kakak selesai kakak akan menyusul kesana menjemput mu..!" Ucap ku membantu nya

"Tidak bisa kah kakak ikut dengan ku sekarang.?? Kakak tau aku tidak bisa melakukan apa pun tanpa kakak... Dan aku tidak mau menjauh dari kakak." Rengek nya memeluk ku dari belakang.

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang