tiga sembilan

1K 125 53
                                    

Aprilio Andreas anak dari pasangan Andreas Kusuma dan Agnesia laureen, Lio adalah anak tunggal yang tidak di manja atau pun di tuntut untuk menjadi yang terbaik,Lio di beri kan kebebasan oleh orang tua nya untuk menilai sendiri baik buruk nya, dengan begitu mereka bisa mengajari putra nya dengan pemikiran dia sendiri...

Meski begitu Lio tidak banyak tuntutan kepada orang tua nya,karna dia merasa tidak di abaikan atau pun di kekang, bertahun-tahun ia mempelajari karakter orang-orang di dekat nya gerak gerik di setiap pergerakan orang itu,sedikit-demi sedikit dia bisa membaca orang itu jujur atau bohong maka dia bisa mengetahui hanya menatap pergerakan dan raut wajah lawan bicara nya, dia langsung mengetahui nya...

Seperti sekarang mata hitam nya tak lepas dari sosok cantik di meja pojok kelas,sosok gadis yang sudah mengambil perhatian nya sejak pertama pindah sekolah,pertama dia melihat gadis itu masuk gerbang sejak itu juga dia tidak dapat berpaling dari nya,kecantikan yang alami tanpa polesan make up dan senyum manis yang mampu mendebar kan setiap jantung siapa pun yang melihat nya...

Senyum tipis terbit kala melihat wajah serius gadis itu sambil menatap fokus pada buku nya,terlihat sangat menggemas kan ingin sekali ia merengkuh tubuh mungil itu.

"Kenapa dia sangat menggemaskan" gumam nya.

"Hah kau bilang apa Lio.??" Tanya cowok di samping nya.

"Tidak ada" jawab nyaa cepat dengan masih menatap gadis yang masih fokus sama buku nya.

"Kau.... Menyukai Siska Lio.??" Tanya cowok itu lagi kala mengikuti arah tatapan Lio.

"Serius kau menyukai nya? Kau lupa dia itu memiliki masa lalu yang buruk" bisik nya memperingati.

Lio menoleh pada cowok itu ia menatap tajam pada pemuda di samping nya yang menyandang sebagai teman.

"Kau dan Kevin sama saja... Bodoh.!!" Ucap nya pedas, lalu bangkit dari duduk nya karna sudah bel istirahat.

"Dia.... Aish sialan" hujat nya tidak terima di katakan bodoh.

Plaakk

Suara tamparan terdengar nyaring di dalam kelas, murid yang ingin keluar kelas kini menghentikan langkah mereka dan memilih untuk melihat sumber suara itu.

Seorang gadis yang masih duduk di bangku nya kini menoleh ke kiri karna mendapat kan tamparan di pipi kanan nya,ia tidak percaya jika mendapat tamparan dari teman nya..

Lio yang hendak menuju Siska juga terpaku di tempat,mata nya melebar sempurna tidak percaya ia bergegas menuju mereka.

"Apa-apaan kau neha..." Bentak Lio mendorong neha mundur dari hadapan Siska.

"Kau gila ya.?" Lio mengelus pipi Siska bekas tamparan neha.

"Apa maksud mu? Kenapa kau menampar nya.?"

"Tanya kan saja pada nya... Apa yang sudah dia lakukan pada ayah ku.!!" Jawab neha menatap Siska tajam,Siska melihat nya dengan mata sendu.

"Apa maksud mu.?"

"Jangan kau pikir dengan kau orang kaya punya segala nya... Bisa seenak nya melakukan hal keji terhadap kami orang miskin..." Jerit neha membuat para murid berbisik-bisik tentang mereka...
Dia cukup terkejut melihat keadaan ayah nya yang babak belur,saat di tanya pria itu malah menghajar dia dan ibu nya seraya berkata tentang ciri orang yang menghajar nya,cukup neha simpul kan siapa yang berbuat kepada mereka karna ciri-ciri orang di kata kan ayah nya cukup iya kenal.

Mata tajam neha seakan menusuk relung hati Siska, gadis itu memilih membuang muka dari pada menatap neha yang sedang marah pada nya.

"Cukup kau bunuh ayah mu saja siska... Jangan sentuh ayah ku" bisik nya tepat di telinga Siska dengan tubuh sudah menegang.

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang