lima satu

1.7K 166 8
                                    

Di ruangan yang sedikit cahaya hanya 1 lampu di atas langit ruangan, dengan kaca di sebagian sisi ada juga meja dan beberapa kursi,disana terlihat beberapa orang menduduki kursinya,seorang wanita dengan penampilan lusuh meski pakaian nya terlihat mewah namun tak hayal jika sudah berantakan,di depan nya duduk 2 orang wanita lain nya berseragam polisi sedang mengintrogasi nya,dari memasuki ruangan mereka terus terlibat debatan cukup hebat,dengan wanita berseragam yang menekan tapi wanita lusuh keras kepala.

"Saya tidak akan menjawab jika kalian tidak memberi izin untuk menelpon seseorang" ujar nya dengan mata nyalang.

"Anda bisa menjawab beberapa pertanyaan kami,setelah nya kami akan memberi mu izin untuk menghubungi seseorang" jawab polisi itu tegas

"Tidak akan"

"Apa motif anda merencana kan pembunuhan terhadap tuan Alberd.??"

Tidak ada jawaban dari wanita itu dia terlihat acuh tak acuh,kedua polisi di hadapan nya menatap nya datar pertanyaan tadi sudah sering mereka tanyakan,tapi sudah berjalan 1 jam tidak ada pertanyaan satu pun yang di jawab nya.

"Boleh aku yang mengintrogasi nya.??" Suara lembut seseorang mengalih kan atensi mereka,sang polisi langsung berdiri dengan hormat membungkuk di hadapan orang yang baru tiba.

Sedang kan wanita yang di tahan menatap terkejut terhadap orang itu,mata nya membelalak seakan mau keluar dia tidak percaya dengan kehadiran orang ini.

"Selamat malam nona besar" sapah kedua polisi itu kompak,di belakang gadis itu juga ada kepala polisi yang mengikuti.

Wanita tahanan itu semakin iri melihat nya,ia merasa gadis itu tidak cocok menyandang kehormatan seperti sekarang harus nya dia dan anak nya yang di hormati.

"Kalian boleh keluar" perintah gadis itu yang di angguki mereka,kini tinggal dia dan wanita tahanan ia berjalan menghampiri wanita itu lalu duduk di hadapan nya.

"Aku sudah menduga jika ini perbuatan mu." Desis nya tajam

"Waow tebakan anda sangat tepat, anda sangat hebat" jawab gadis itu sambil mengacungkan jempol mungilnya.

"Kenapa kau tidak mati saja saat tertembak??"

"Jika aku mati siapa yang akan membasmi tikus menjijikan seperti kalian.??" Jawab nya membuat wanita itu geram menahan marah.

"Mau apa kau kesini.??"

"Mau melihat penderitaan mu!"

Wanita tahanan itu terkekeh geli mendengar nya terlihat sorot mata biru nya menatap mengejek "kau pikir aku akan berakhir seperti ini hah.?? Tidak... Aku pastikan aku akan keluar dan menghancurkan mu.!!" Sorot mata nya terlihat kebencian disana.

"Atas bantuan siapa.?? William?Xavier?Davids? Atau Smith.?? " Senyum miring tersirat di bibir cerry nya.

Wanita itu menegang saat gadis dihadapannya mengatakan marga satu persatu,dalam pikiran nya dari mana gadis itu tau tentang mereka.

"3 Minggu yang lalu keluarga William tewas di dalam mansion nya dalam keadaan yang mengerikan.. satu Minggu kemudian mansion smith terjadi kebakaran hebat hingga menewaskan penghuni nya tanpa sisa" jelas nya seraya mengetuk meja mengguna kan jari nya,wanita itu semakin menegang mendengar penjelasan gadis itu.

"Pasti kau kan yang melakukan itu.??" Jerit nya

"Benar... Gimana menurut mu.?? Aku hebat kan bibi Riana.??" Tanya nya antusias seakan itu biasa saja.

"Dasar iblis"

"Aku sangat tersanjung dengan pujian anda" ia terkekeh renyah.

"Ah keluarga Xavier dan Davids
mereka berada di genggaman ku... Jadi.." gadis itu mencondong kan tubuh nya kearah Riana membuat ia memundur kan wajah nya

Sister Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang