──────────── ✦ ────────────
Author
Malamnya, Sirius dan kumpulannya itu berencana untuk berjalan mengendap-endap menuju asrama Slytherin yang letaknya ada di ruang bawah tanah Hogwarts. Auriga mengintip lewat pintu kamarnya, ia dapat melihat kakak laki-lakinya yang saat ini berbisik-bisik bersama James, Peter, dan Remus di ruang rekreasi.
"Remus, sudah mengerti?" James bertanya, membuat Remus mengangguk tapi masih ragu. "Uh.. Aku tidak akan bisa, lebih baik aku kembali tidur saja," balas Remus yang kemudian beranjak berdiri, Sirius menahannya.
"Lupin, jangan begitu. We're counting on you." katanya, membuat Remus menghembuskan nafas kasar. "Pranking itu bukan keahlianku, Sirius." sahutnya, menggelengkan kepala menolak. "Ayolah, Lupin!" rengek Peter, menarik-narik lengan Remus.
Auriga menaikkan alisnya sebelah, "Lupin juga ikut?" batinnya bertanya-tanya kemudian dia melihat James yang mengambil sebuah benda berupa selimut berwarna silver. Auriga tambah penasaran, is langsung melangkah maju, menuruni tangga, dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh kumpulan Sirius ini.
"Mereka menghilang?" Auriga tambah mengernyit bingung, bukankah tadi ia melihat James, Sirius, Peter, dan Remus disini? Kenapa sekarang menghilang?
Auriga pun akhirnya berjalan santai menuju ruang rekreasi dan mendudukkan dirinya di sofa depan perapian.
Dan tiba-tiba saja, Auriga merasakan ada yang memainkan rambutnya itu. Ia menoleh ke belakang, namun tidak melihat siapapun. Perempuan bersurai hitam panjang itu menelan ludahnya kasar, kemudian kembali menoleh ke depan, menghadap ke arah perapian.
Lagi-lagi, ia merasakan ada yang memegang bahunya. Auriga langsung terlonjak kaget, Auriga menatap ngeri ke arah ruang rekreasi Gryffindor ini.
Ia mengira kalau ada hantu atau sebagainya, tetapi bukankah hantu selalu terlihat disini?
"Haha.." terdengar suara cekikikan dari sofa. Auriga menaikkan kedua alisnya, memundurkan langkahnya. "Siapa disana? Keluarlah, aku tidak takut," kata Auriga, segera mengeluarkan tongkat dari pakaian tidurnya.
Tiba-tiba saja suara tertawa itu makin kencang dan sekarang berada di belakang Auriga. "Kau lihat wajahnya, James? Menggelikan," Sirius tertawa puas sambil membuka selimut—yang merupakan Jubah Gaib milik James—dengan cepat.
"Wajah ketakutannya!" James memegangi perutnya, sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.
"Maaf, Auriga. Tapi ini idenya Sirius," kata Peter menunjuk ke arah Sirius.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒, james potter
Fanfiction꒰ completed - james potter x readers ꒱ ꒰ written in bahasa indonesia ꒱ mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/ causing or showing a fondness for causing trouble in a playful way. ia mengenali lelaki itu. lelaki yang menurutnya sangat nakal dan tidak s...