47. the first attack ends

567 110 72
                                    

──────────── ✦ ────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────── ────────────

Author

"Regulus, dimana dia."

Auriga mengulum bibir. "Aku tidak tahu.." jawabnya pelan-pelan, semakin menyembunyikan Regulus di punggungnya hingga tidak terlihat.

"Oh, baiklah," Voldemort mengangkat tongkat, mengacungkannya ke arah Auriga. Regulus spontan muncul dari punggung Auriga dan langsung berdiri di depan kakak perempuannya itu, melindunginya.

"Jangan." Regulus memohon, bibirnya bergetar, "Jangan berani untuk melakukan itu kepada kakakku."

"Muncul juga!" Bellatrix menggeram. "Bawa dia! Bawa dia kembali! Dia di sisi kita!" lanjutnya menyuruh para Pelahap Maut lain untuk membawa Regulus ke arahnya.

"Regulus, dear." Bellatrix kini menghaluskan nada bicaranya, Regulus yang mendengar itu menggelengkan kepalanya cepat.

"Apa? Ap—kau menggeleng—?" perempuan berambut acak-acakan itu terlihat bingung dan syok.

"Tidak. Aku—aku tidak di sisimu." tolak Regulus tegas, mengepalkan kedua telapak tangannya.

Bellatrix membulatkan kedua matanya sempurna. "APA!?" dia kini memekik, berhasil membuat semua orang—termasuk para Pelahap Maut—menutup kedua telinga mereka karena suara nyaringnya itu.

Voldemort hanya memejamkan matanya, memijat pelipis. "Sial. Kau yang membuat dia berubah pikiran, ya, Auriga?" katanya dengan kalem, tetapi suaranya itu dingin menusuk.

"Oh, dia berubah pikiran sendiri. Dia sendiri yang tidak setuju dengan tujuanmu menguasai dunia sihir ini." balas Auriga terkekeh pelan—seperti meremehkan.

"Aku yakin kau juga pasti meyakinkan sesuatu dengannya juga." Voldemort menambahkan. Auriga menggeleng. "Tidak, kau salah. Aku tidak ikut campur dengan alasan dia berubah pikiran. Itu ulahnya sendiri." sahutnya sekali lagi.

"Just give him to me." Voldemort menghela nafas kasar. Auriga menggelengkan kepalanya mantap. "Never." katanya, kemudian mengacungkan tongkatnya ke arah penyihir gelap itu.

Semua Pelahap Maut menatap ke arah perempuan bermarga Black itu kaget. "Berani-beraninya dia.. apakah dia mau menyerang Tuan kita?" desis Carrow yang bisa di dengar oleh Auriga.

"Kalau aku mau menyerang memangnya kalian akan melakukan apa?" kata Auriga, lebih menantang. Remus langsung meraih bahunya, menahannya supaya tidak lepas kendali.

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒, james potterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang