epilogue

2K 139 68
                                    

──────────── ✦ ────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────── ────────────

Author

10 years later

"Aku pulang!"

Pintu rumah terbuka, mendapati seorang perempuan berambut hitam panjang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang membawa kantung plastik berisikan makanan.

"Aurie, kau membawa roti lagi?" tanya seorang remaja perempuan berambut merah, membuat sang pemilik nama 'Aurie' itu mengangguk.

"Roti keju, roti cokelat, dan masih ada banyak, yeah.." kata Auriga, menjelaskan isi roti yang saat ini sudah dia letakkan di atas meja makan.

"Kau tidak perlu selalu membelikan kita roti, Aurie. Kau tahu itu," kata Ted Tonks, Auriga pun mengangkat bahu. "Tidak masalah. Lagipula aku tidak sibuk.. maksudku, aku tidak bekerja juga." balasnya terkekeh pelan.

"Mum!" Terdengar sebuah suara anak kecil, Auriga pun menoleh dan mendapati anak laki-lakinya itu berlari ke arahnya sembari tersenyum selebar mungkin.

"Hello, there, Lupin Junior," sapa Auriga, membuat anak laki-laki itu tertawa kecil. "Mum, kapan aku bisa masuk ke Hogwarts?" dia bertanya, Auriga pun langsung mengecek kalender.

"Ah, sayang sekali sepertinya tahun depan, Edward." jawab Auriga, membuat anak laki-lakinya itu langsung mengeluh.

"Aku tidak bisa bertemu dengan anak bernama Harry Potter itu, dong. Padahal aku ingin berteman dengannya, dia terdengar baik." begitulah ucapnya.

"Walaupun beda tahun, kalian masih bisa berteman, kau tahu itu, Edward? Aku yakin Harry akan senang berteman denganmu tahun depan." kata Auriga, tersenyum kecil.

Edward pun menghela nafas panjang. Auriga hendak mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba saja merasakan ada yang meraih kedua bahunya kemudian mencium pipinya cukup lama.

"Aurie," Remus menyapa, Auriga pun meraih tangan suaminya itu dan menyapanya balik, "Hai, Moony. Aku sudah bawakan cokelat kesukaanmu."

"Benarkah? Trims, Vix." kata Remus, Auriga hanya meresponnya dengan anggukan kepala dan tersenyum lebar.

Remus kemudian membungkukkan badannya sebentar, menatap ke arah wajah istrinya itu lekat lalu menciumnya lama.

"Oh.. ew.. menjijikkan. Jangan di depanku, tolong." komentar Tonks junior, berpura-pura untuk muntah dan langsung memalingkan wajah.

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒, james potterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang