꒰ completed - james potter x readers ꒱
꒰ written in bahasa indonesia ꒱
mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/
causing or showing a fondness
for causing trouble in a playful way.
ia mengenali lelaki itu. lelaki yang
menurutnya sangat nakal dan tidak
s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────────────✦────────────
Author
Pesta Natal kemarin malam sudah selesai, kini hari telah berganti menjadi pagi. Auriga mulai membuka matanya dengan berat. Matanya masih merah dan perasaannya yang dia rasakan tadi malam masih saja terasa sampai sekarang. "Oh Godric..." gumamnya, beranjak berdiri dari kasurnya itu.
Setelah membasahi wajahnya dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Auriga pun langsung mengganti pakaian tidurnya menjadi gaun warna merah auburn yang dihiasi dengan ukiran-ukiran berwarn kuning keemasan dan memakai mantel yang kainnya cukup tebal berwarna merah rosewood.
Auriga dapat melihat kalau Marlene dan Mary sudah mengepak barang-barang mereka. Tidak ada satu barang pun disini. Perempuan itu menghela nafas panjang, membuka pintu kamar, dan berjalan menuruni tangga menuju ruang rekreasi.
Disana, sudah ada Sirius dan Remus yang berbincang di sofa dekat perapian, kemudian Peter yang ikut berkumpul dengan kedua sahabatnya itu juga. Mereka terlihat sangat serius, Auriga pun berjalan mendekat ke arah mereka.
"Hei," Auriga menyapa. Sirius segera menolehkan kepalanya ke arah adik perempuannya itu, menahan nafasnya kaget. "Kau sudah mendengarnya?" dia bertanya. Remus menjadi sedikit tegang dan Peter menatap Auriga gugup.
Auriga mengerutkan kening. "Tentang apa?" tanyanya yang membuat keringat Sirius bercucuran banyak. "James, kau tahu.. dia berkata kepada kita kalau perasaannya sudah dibalas oleh Lily," katanya yang membuat Auriga lagi-lagi merasa dadanya seaak.
"Aku melihatnya tadi malam, aku tahu itu." Auriga segera menyahut, Peter membuka mulutnya lebar. "Jadi itulah alasan kenapa kau menangis tadi malam?" tanyanya yang membuat Auriga menahan nafasnya.
"Apakah kau menyukai James? Katakan saja, tidak apa-apa, Aurie." Sirius bertanya, meraih lengan adik perempuannya secara perlahan, mengelusnya lembut. "A-aku tidak tahu. Aku tidak yakin, perasaan ini aneh.. Masih saja terasa sakit sampai saat ini." jawab Auriga, suaranya mulai serak.
"Kau menyukainya, aku tahu itu dan aku yakin kau memang menyukainya." celetuk Sirius begitu saja, Remus menganggukkan kepalanya setuju. "Yeah, kau terlihat seperti menyukainya." dia menyahut, mengulum bibir.
"Aku menyukai James?" Auriga mengulang, Sirius dan Remus menganggukkan kepala mereka secara bersamaan. Peter pun ikut mengangguk walaupun sedikit terlambat.
"Kau pun marah saat melihat James bersama Lily, kan?" Peter membuka suara, Auriga pun menelan ludahnya cukup kasar. "Habis, kelakuan Lily seperti itu, sih.. aneh."