꒰ completed - james potter x readers ꒱
꒰ written in bahasa indonesia ꒱
mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/
causing or showing a fondness
for causing trouble in a playful way.
ia mengenali lelaki itu. lelaki yang
menurutnya sangat nakal dan tidak
s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────────────✦────────────
Author
"Sebentar lagi natal!" seru Peter sambil menunjuk ke arah salju yang mulai bertumpukan di dekat koridor kastil. "Yeah, ini sudah November akhir, Pete. Kau sangat tidak sabar natal, eh?" balas Sirius, Peter menganggukkan kepalanya semangat.
"Ibuku selalu memberiku kukis buatannya setiap natal," kata Peter, Sirius pun ber'oh'ria. "Kau memang mirip tikus, Pete. Suka makan," ujarnya, Peter berkedip beberapa kali. "Animagusku kan memang tikus,"
Sementara sekarang Auriga berjalan diam sambil mengamati pemandangan di luar kastil. Auriga tersenyum kecil. "Ini mungkin akan menjadi natal terakhir kita di Hogwarts." katanya yang bisa di dengar oleh James.
"Yeah, itu benar. Jadi aku memutuskan untuk tetap tinggal disini selama libur musim dingin," balas James sambil tersenyum lebar. Auriga menganggukkan kepalanya. "Kita bisa minum dan berpesta di ruang rekreasi.. Atau mungkin menjahili McGonagall lagi.." ujarnya dengan semangat.
Tiba-tiba saja terdengar suara tawaan yang nyaring di koridor. Auriga berbalik dan mendapati hantu yang melayang-layang di dekatnya. "Peeves," katanya sambil mendengus pelan. "Apa yang akan dia lakukan disini? Tawanya itu sangat nyaring." komentar James, mengernyit.
"Loony Loony Lupin," Peeves lanjut tertawa, menunjuk ke arah Remus yang saat ini memasang ekspresi wajah datar. "Ya Tuhan, apa yang telah kuperbuat sampai menerima ini?" Remus bermonolog, mengusap wajahnya kasar.
"Loony.. Gila ya, hantu itu." Sirius mendesis, kemudian menepuk-nepuk bahu Remus pelan, "It's okay, Moony. Abaikan saja,"
Remus hanya mengangguk dan mencoba untuk mengabaikan Peeves yang masih saja tertawa-tawa saat ini. Auriga menaikkan alisnya sebelah. "Hentikan itu, Peeves. Kau menakuti banyak murid," katanya, Peeves pun diam.
"Tetapi ini menyenangkan!" Peeves berseru, kemudian pergi melayang ke tempat yang lain. Auriga memutar bola matanya malas dan lanjut berjalan menuju Aula Besar.
Di dekat pintu Aula Besar, Auriga dapat melihat Regulus yang sekarang berdiri sambil mengobrol bersama seseorang di sampingnya, Pandora. "Si Idiot itu sedang apa disini.." gumam Sirius yang bisa di dengar oleh Auriga.
"Sudah, Sirius." Auriga meraih bahu Sirius, menepuknya pelan. "Pelahap Maut yang Idiot." lanjut Sirius, Auriga hanya bisa menghela nafas panjang.
Sirius langsung berjalan melewati adik laki-lakinya itu. Regulus sadar dan mendengar kata-kata Sirius tadi, tetapi dia diam saja, mengabaikan kakak laki-lakinya itu juga.