꒰ completed - james potter x readers ꒱
꒰ written in bahasa indonesia ꒱
mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/
causing or showing a fondness
for causing trouble in a playful way.
ia mengenali lelaki itu. lelaki yang
menurutnya sangat nakal dan tidak
s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────────────✦────────────
Author
Libur musim panas. Angin berhembus cukup kencang dan hari sudah mulai petang. Auriga sekarang berada di halaman rumah dengan sosok Animaginya. Kemudian Sirius datang, Auriga pun langsung berubah menjadi sosok manusianya kembali.
"Ada apa, Sirius?" dia bertanya, Sirius menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak ke dalam? James dan Remus ada di ruang makan." katanya yang membuat Auriga langsung menghembuskan nafasnya kencang.
"Sirius, aku sedang tidak ingin—"
"James khawatir. Dia pikir dia melakukan sesuatu yang kau tidak suka." potong Sirius segera, Auriga mengerutkan kening. "Aku tidak mungkin langsung menjawab kalau aku menyukainya, Sirius." balasnya acuh.
"Yeah, aku tahu itu. Maksudku, bisakah lebih ramah padanya? Kalau begini terus, hubungan kalian yang rusak," Sirius mengelus surai adik perempuannya itu lembut, Auriga memalingkan wajahnya dan menggeleng pelan.
"Tapi rasanya sangatlah sakit, Sirius. Dia sellau membicarakan Evans. Kau tidak tahu rasanya karena kau tidak pernah menyukai orang." bentak Auriga, mulai beranjak berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah. Sirius menghela nafas berat, melihat ke arah punggung Auriga yang perlahan menghilang dari matanya.
Auriga memasuki rumah, dia mendapati James dan Remus yang sekarang duduk berhadapan sambil berbincang. "Oh, Aurie," sapa James tersenyum lebar, Auriga melihat lelaki itu yang saat ini membaca sebuah surat dari seseorang.
"Aurie, menikmati taman kita?" Euphemia bertanya, Auriga mengangguk pelan dan tersenyum simpul. "Tamannya sangat bagus. Tetapi hari sudah mulai petang, aku balik saja." jawab Auriga dengan tenang.
"Hei, Aurie, duduklah." Remus berkata, menepuk-nepuk tempat duduk di sampingnya. "Disini saja Aurie," sahut James menarik kursi yang ada di sampingnya.
Auriga menolehkan kepalanya ke arah James dan Remus bergantian. "Tempat duduk ini milikku," kata Sirius yang tiba-tiba saja muncul dari belakang Auriga.
"Sirius.. Itu bekas gigitanku," ucap Remus pasrah saat Sirius langsung menyambar cokelat yang baru saja di gigit tadi. "Yeah, yeah." balas Sirius dengan santai. Lelaki dengan bekas luka goresan di wajahnya pun mengusap wajahnya kasar.
Auriga akhirnya mendudukkan di tempat duduk samping James secara perlahan. Dia menoleh, melihat James yang membaca tulisan di sepucuk surat yang digenggam olehnya saat ini sambil tersenyum-senyum sendiri.