──────────── ✦ ────────────
Author
Auriga terdiam, tangannya masih menggenggam sepucuk surat yang dikirimkan Regulus kepadanya beberapa detik yang lalu. "Ada sesuatu yang ganjal dengan Voldemort.. Aku ingin kau mendengarnya, datanglah.. kee 12 Grimmauld Place.." kata Auriga saat membaca isi surat itu.
Dia pun berbalik, menatap ke arah tempat pesta pernikahan yang sekarang terlihat cukup meriah. "Mereka tidak akan sadar, kan?" gumamnya kemudian melangkah memasuki rumah, segera mengganti pakaiannya.
Sirius melihatnya, begitu juga dengan Remus dan Peter. "Dia terpuruk sepertinya, huh?" kata Peter sambil meneguk wine-nya. "Entahlah. Tapi sepertinya iya." balas Remus mengerutkan kening khawatir.
"Surat dari siapa itu? Tadi dia menerima surat.." kini Sirius mulai menggeram, mengernyit. "Hei, sudahlah, mungkin dari temannya?" kata Remus, mencoba untuk menenangkan Sirius yang hendak marah saat ini.
"Aurie tidak memiliki teman lain selain kita, Remus." sahut Sirius, Remus berkedip beberapa kali lalu tersadar. "Ah, yeah. Kau benar, tapi lebih baik jangan ikut campur, deh.." ujarnya terkekeh pelan.
Sirius menggelengkan kepala. "Bagaimana kalau itu jebakannya Voldemort?"
Remus menaikkan kedua alisnya kaget, begitu juga dengan Peter yang sekarang mencicit kaget, langsung melompat ke punggung Remus.
"Tidak mungkin, Sirius. Lagipula kenapa Voldemort mau mengambil adikmu itu." kata Remus, menatap ke arah sahabatnya itu heran.
"Um.. Kalau benar begitu, Aurie pasti bisa cepat kabur darinya kok." tambah Peter, Remus mengangguk setuju. Sirius mengerucutkan bibir, mentap ke arah kedua sahabatnya itu kesal. "Aku mau tanya saja."
"Hei—Sirius!" Remus memanggil, tetapi Sirius mengabaikannya.
Saat Auriga selesai mengganti pakaian, dia membuka pintu kamar dan dia sudah melihat Sirius yang berdiri di depannya sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Oh, hei, Sirius," sapa Auriga singkat kemudian mencoba untuk berjalan melewatinya.
"Whoa, kau mau kemana? Kau terlihat sangat siap seperti itu," tanya Sirius, Auriga menghela nafasnya panjang dan menggelengkan kepalanya. "Tidak kemana-mana. Uh-aku hanya ingin bersantai," jawabnya dengan suara yang kecil.
"Surat dari siapa itu?" tanya Sirius, Auriga segera menyembunyikan surat dari Regulus itu di saku jaketnya. "Oh ini? Ini bukan apa-apa. Ini bukan surat, itu hanya kertas catatan.." jawab Auriga, tertawa canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒, james potter
Fiksi Penggemar꒰ completed - james potter x readers ꒱ ꒰ written in bahasa indonesia ꒱ mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/ causing or showing a fondness for causing trouble in a playful way. ia mengenali lelaki itu. lelaki yang menurutnya sangat nakal dan tidak s...