33. suspected

688 133 48
                                    

──────────── ✦ ────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────── ────────────

Author

Musim dingin telah tiba, Auriga kini menguap dan meregangkan tubuhnya. "Udaranya dingin sekali.." katanya, sampai menggigil, "Akan kunyalakan api dulu."

Auriga pun mengacungkan tongkatnya ke arah perapian yang sebelumnya belum terisi oleh api yang menyala itu. Setelah melemparkan mantra 'Incendio' untuk menyalakan api, Auriga langsung meraih mantel tebalnya.

"Bulan Desember, yeah! Christmas, here I come!" seru Sirius dari lantai bawah.

Auriga yang mendengar itu pun hanya memutar bola matanya malas dan mendudukkan diri di atas sofa depan perapiannya itu.

"Aurie, tidak mau makan?" Remus berkata setelah mengetuk dan membuka pintu kamar Auriga secara perlahan. Auriga pun menoleh dan mengangguk kecil. "Ah, yeah.. Tunggu sebentar, I'm bloody freezing right now.." balasnya, sedikit menggigil lagi.

Remus pun merespon balasannya dengan mengangguk-anggukkan kepalanya dan membuka mulutnya kembali, "Tadi ada rapat Orde dan para anggota masih ada di bawah.. Semoga mereka tidak berulah lagi." peringatnya, Auriga mengangguk mengerti.

Remus menutup kamar, Auriga menghela nafas berat. "Bloody hell. Apakah mereka masih mencurigaiku?" batinnya bertanya-tanya, menjadi sedikit ragu untuk turun dan makan di bawah.

Tetapi karena tidak mau merepotkan Bell, si peri-rumah milik keluarga Potter ini dan sahabat-sahabatnya lalu Euphemia dan Fleamont, Auriga pun beranjak berdiri, melangkah keluar dan turun menuju ruang makan melalui tangga.

Emmeline Vance dan Hestia Jones, yang merupakan anggota Orde Phoenix menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang berjalan menuruni tangga. Emmeline Vance memudarkan senyumannya, Hestia Jones juga menghentikan tawanya.

Sirius pun ikut terdiam, menatap ke arah adik perempuannya cukup sinis. "Sudah menyelesaikan urusanmu bersama Pelahap Maut itu?" sindirnya yang membuat Auriga menaikkan alisnya sebelah. "Apa maksudmu?" dia bertanya balik.

"Tidak perlu berpura-pura," kata Sirius sekali lagi, Auriga giliran menatapnya sinis. "I bloody hate you." balasnya, Sirius mengangguk. "Yeah, Me too." sahutnya dengan santai.

James yang mendengar itu menghela nafas panjang dan memijat pelipis, begitu juga dengan Remus yang baru saja kembali dari dapur, membawa dua gelas minum di tangannya saat ini.

"Pads, ayolah hentikan itu," kata Remus sembari meletakkan gelas minumnya di dekat piring. Sirius membalasnya dengan dehaman pelan. "Moony, adikku ini mencurigakan.." gumamnya, meletakkan kepala di bahu sahabatnya itu.

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒, james potterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang