꒰ completed - james potter x readers ꒱
꒰ written in bahasa indonesia ꒱
mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/
causing or showing a fondness
for causing trouble in a playful way.
ia mengenali lelaki itu. lelaki yang
menurutnya sangat nakal dan tidak
s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────────────✦────────────
Author
"Selamat Natal, Aurie," kata Remus dengan suara yang cukup kencang dan melompat, muncul dari bawah tempat tidur, membuat sang perempuan bernama Auriga itu meloncat kaget.
"Remus John Lupin.. Kau tidak perlu mengagetiku seperti itu!" omelnya, melempar satu bantal empuknya itu ke arah wajah sang lelaki Lupin.
"Ow, maaf, maaf! Aku hanya ingin memberi sedikit kejutan di pagi natal seperti ini," balas Remus mengusap wajahnya yang tertampar oleh bantal empuk milik Auriga tadi.
"Anyways, Sirius sudah di bawah, mau bergabung?" Remus kini bertanya, Auriga mengangguk. "Yeah, tentu. Aku akan menyusul," jawabnya, mulai bangkit berdiri dari kasurnya.
Auriga berdiri terdiam di tempat, Remus mengerutkan kening bingung. "Aurie? Ada apa?" tanyanya, Auriga kemudian berdeham.
"Bolehkah kau keluar sebentar? Aku ingin mengganti pakaian." dia berkata, Remus pun baru sadar.
"Ah—oh. Yeah, um. Sori, aku akan keluar sekarang." balasnya sembari terkekeh canggung. "Yeah, tidak apa-apa." Auriga membalas balik, tersenyum tipis dan menggaruk tengkuk lehernya canggung.
"Teh atau kopi?" Remus bertanya sebelum melangkah keluar dari kamar Auriga. "Oh. Just tea, hot tea." jawab sang perempuan, Remus pun mengangguk mengerti.
"Okay. Yeah, silahkan—mengganti pakaianmu." kata Remus, langsung melangkah keluar dari kamar Auriga dan menutup pintu kamar itu secara perlahan.
Auriga menghela nafas panjang. "Kenapa tadi canggung, sih?" gumamnya sembari mengganti pakaian tidurnya menjadi pakaian yang tebal dan nyaman.
"Hei, Moons. Vixen sudah bangun?" Sirius bersuara, Remus mengangguk kemudian tangannya terangkat, menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal itu.
"Aku akan membuatkan teh panas untuknya dulu," kata Remus, langsung berjalan menuju dapur dan segera membuatkan teh panas yang diminta oleh Auriga tadi.
"Kopi ini memang yang terbaik," komentar Sirius, Remus terkekeh pelan. "Trims, Padfoot. Tapi berterima kasihlah pada Ibuku, dia yang membuat resep dan petunjuknya." balasnya, Sirius hanya menyeringai kecil.
"Selamat Natal, Sirius," kata Auriga yang saat ini baru saja berjalan menuruni tangga dengan mulut yang terbuka lebar, bisa dibilang menguap. "'Met Natal, Aurie." balas Sirius mengangkat gelas kopinya.