30. the locket

698 135 56
                                    

──────────── ✦ ────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────── ────────────

Author

Auriga melambaikan tangannya, begitu juga dengan Regulus. "Sampai ketemu lagi, Regulus?" Auriga berkata sambil tersenyum. "Yeah, atau mungkin besok." sahut Regulus sambil tersenyum juga tetapi dia memasang senyuman yang lebih lebar.

Regulus pun menutup pintu rumah, Auriga menghela nafasnya panjang. "Horcrux, huh?" batinnya, kemudian berjalan menuju ke arah rumah James berada.

Setelah sekitar satu jam, Auriga telah sampai di depan pagar rumah James. Dia mendongak dan melihat kakak laki-lakinya dan sahabat-sahabatnya sedang berdiri di depan rumah.

Auriga menaikkan alis sebelahnya bingung saat melihat ke arah Sirius yang saat ini menyilangkan kedua tangan di depan dada dan menekuk wajahnya. "Hei," sapa Auriga santai sambil melambaikan tangan.

"Hei, darimana saja? Sudah empat jam," tanya Sirius dingin. Auriga menaikkan kedua alisnya kaget. "Empat jam? Wah, lama sekali.." balas Auriga tertawa canggung, tidak menjawab pertanyaan kakak laki-lakinya itu.

Sirius masih saja menekuk wajahnya, Remus menyikut lengannya pelan. "Apa yang kaulakukan tadi?" tanya Sirius, Auriga hanya menatapnya datar. "Bukan apa-apa. Hanya jalan-jalan saja," jawabnya tegas.

"Oh, ayolah apa yang kau sembunyikan?" Sirius kini melangkah mendekati adik perempuannya itu. Auriga mengerutkan kening, bingung dan kaget. "Hei, bisakah kau tidak terlalu penasaran? Lepaskan aku," balas Auriga, menepis tangan Sirius pelan.

"Oh yeah, memangnya kenapa? Kau menyembunyikan sesuatu, kan?" ucap Sirius menantang. Auriga menaikkan kedua alisnya, menatap Sirius heran.

"Hei, jangan ambil itu—" kata Auriga saat Sirius sudah meraih sepucuk surat yang tadinya diletakkan di saku jaket Auriga. "Regulus! Yeah, Regulus," Sirius sedikit memekik.

"Sirius," James membuka suara, mencoba untuk menenangkan sahabatnya yang saat ini sepertinya sangat emosi. "Sirius, kumohon, jangan bertengkar.." kini Remus juga membuka suara, menahan lengan Sirius.

"Kau pasti bersekongkol dengan Pelahap Maut, huh?" ucap Sirius yang membuat Auriga mengernyit. "Tentu saja tidak, kenapa kau menuduhku seperti itu?" dia menjawab, sedikit memekik juga.

"Hah.. isi surat ini pasti hanya jebakan. Sebenarnya kau bekerja sama dengan Regulus dan para Pelahap Maut, kan?" lanjut Sirius setelah membaca isi surat yang ditulis oleh Regulus.

"Hei, Sirius, dia adalah adikmu," Remus membuka suara, segera menyambar surat yang dibaca oleh Sirius itu dan mengembalikannya ke Auriga. "Aurie, jangan dengarkan dia." tambahnya, berbisik.

𝐌𝐈𝐒𝐂𝐇𝐈𝐄𝐕𝐎𝐔𝐒, james potterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang