꒰ completed - james potter x readers ꒱
꒰ written in bahasa indonesia ꒱
mis·chie·vous/ˈmisCHivəs/
causing or showing a fondness
for causing trouble in a playful way.
ia mengenali lelaki itu. lelaki yang
menurutnya sangat nakal dan tidak
s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────────────✦────────────
Author
Beberapa minggu telah berlalu dan kini sudah memasuki bulan Desember. Artinya, sebentar lagi sudah natal. Auriga kini berada di dalam kamar Sirius, menuliskan surat untuk Regulus yang sepertinya akan menghabiskan natal di Hogwarts.
"Dear Regulus,.." kata Auriga pelan, tersenyum kecil saat menuliskan nama adik laki-lakinya itu. Setelah beberapa saat pun dia selesai menuliskan surat, dia menyuruh burung hantunya yang berwarna hitam pekat itu untuk mengirimkan surat ini kepada Regulus.
Auriga mendongak, menikmati pemandangan luar yang sudah dipenuhi oleh salju sambil tersenyum lebar. "Natal kali ini apa, ya?" dia bertanya sendiri, kemudian pintu kamar diketuk, membuat senyumannya memudar.
"Sirius, apa lagi?" tanya Auriga menggerutu pelan. "Surat lagi?" Sirius bertanya balik, Auriga hanya memutarkan bola matanya malas. "Yeah, so what?" balasnya dengan sebal.
"Inilah kenapa kau tidak dipercaya oleh anggota Orde." bentak Sirius, memukul kepala adik perempuannya itu cukup kasar. "Auh! Lagipula mereka juga konyol, menganggapku Pelahap Maut pula!?" bentak Auriga balik, kini menarik rambut kakak laki-lakinya kasar.
"Kau juga ngapain di dalam kamarku? Aku tidak mau kamarku yang suci ini ternodai dengan nama Regulus!" kata Sirius yang membuat Auriga mendecih pelan.
"Suci apanya?" ledek Auriga mengernyit jijik.
Remus yang sedari tadi mencoba untuk bersantai di kamar sebelah pun langsung menutup bukunya kencang, beranjak berdiri, dan berjalan cepat menuju kamar Auriga.
"Kalian bisa diam tidak?" tanya Remus, pelan tapi mematikan. Auriga dan Sirius pun segera menghentikan aksi mereka saat mendengar suara Remus dan wajah Remus yang terlihat sangat kesal sekarang.
"Kemarin aku sudah capek tahu setelah bulan purnama. Sekarang aku harus capek lagi karena mendengar suara kalian?" Remus bertanya sekali lagi, suaranya meninggi. Sirius dan Auriga melotot kaget, menggelengkan kepala cepat mereka secara bersamaan.
"Bagus. Diamlah. Peter juga sedang tidur." kata Remus sekali lagi, kemudian menutup pintu kamar cukup kencang. Auriga dan Sirius pun menghela nafas lega. Sirius langsung menoleh, menatap adik perempuannya itu tajam.
"Aurie? Sirius? Kalian membuat Remus marah, huh?" James tertawa kecil, Sirius hanya mengulum bibir dan membalas, "Yeah. Remus masih sensitif." Auriga hanya mengangguk kecil.
"Sirius membenci Regulus terus, sih." sindir Auriga yang membuat Sirius memijat pelipisnya capek. "Ya, tentu saja aku membencinya. Dia Pelahap Maut, Aurie!" balasnya sedikit memekik.