02. Calon Suami?

97.3K 10.3K 235
                                    

"Jika saya bisa meringankan beban
orang lain, kenapa tidak saya lakukan?"

~ Perfect Captain ~
Karya Alfia_ramadhan11

"Mau kemana Fiz?" tanya Rayyan saat ia sudah berada di depan klinik dan melihat Fiza hendak keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana Fiz?" tanya Rayyan saat ia sudah berada di depan klinik dan melihat Fiza hendak keluar.

"Mau beli minum untuk istri Captain," jawab Fiza dengan santainya.

Ray memijat pelipisnya. "Yaudah, biar saya aja."

"Tapi Capt?"

"It's okay."

Tanpa menunggu jawaban dari Fiza, Rayyan segera beranjak menuju kantin. Kepalanya benar-benar pusing saat ini, bagaimana tidak, orang yang baru ia temui beberapa menit lalu mereka anggap sebagai istrinya. Rayyan selalu berdoa dalam hatinya semoga kesalahpahaman ini bisa segera terselesaikan.

Sesampainya di kantin, Rayyan mengambil dua botol air mineral. Kemudian membayar dan buru-buru kembali ke klinik. Namun baru setengah jalan, ia bertemu dengan Dokter Andi, beliau adalah Dokter yang berjaga di klinik khusus pilot dan crew.

"Captain Rayyan," sapa Dokter Andi.

Rayyan tersenyum dan menjabat tangan Dokter Andi.

"Alhamdulillah kondisi istri Captain baik-baik saja, dia hanya kelelahan," ujar Dokter Andi.

"Alhamdulillah," Rayyan bernapas lega.

"Yasudah, sepertinya dia sudah sadar. Segera temui istrinya ya Capt."

"Baik Dok, sekali lagi terimakasih atas bantuannya," ujar Ray. Kemudian Dokter Andi tersenyum dan berlalu dari hadapannya.

Sesampainya di depan klinik, ia melihat Fiza dan dua pramugari lainnya sedang berdiri di depan pintu. Ray mempercepat langkahnya, ia khawatir perempuan di dalam sana ternyata sudah sadar dan butuh bantuan. Saat melihat Ray, ketiga pramugari itu tersenyum.

"Bagaimana, apa sudah sadar?"

"Sudah Capt, istri Captain mencari Captain," jawab Fiza.

Seketika Ray kaget, apa maksud Fiza. Bagaimana mungkin perempuan itu mencarinya?

"Maksud kamu?"

"Dia memanggil-manggil nama Captain," jawab Fiza lagi.

"Nggak mung-"

"Yaudah, Captain masuk aja." Fiza membukakan pintu.

Ray masih mematung, ia tak mungkin masuk seorang diri ke dalam klinik. Nanti yang terjadi malah khalwat, karena Ray dan perempuan itu sama sekali bukan mahram. Tidak ingin menimbulkan fitnah, akhirnya Ray meminta di temani oleh Fiza.

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang