42. Kekecewaan Mendalam

34.2K 4.6K 353
                                    

"Tidak ada kekecewaan yang mendalam tanpa adanya cinta yang mendalam."

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

Perfect CaptainKarya Alfia_ramadhan11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayna!"

"Gus Rafan!"

"Apa yang kalian lakukan?!" Rahang Rayyan mengeras, wajahnya kian memerah.

Brak!!

Rayyan membuka pintu kasar membuat Rayna tersentak. Ia mencoba melepaskan genggaman tangan Gus Rafan yang erat memegang pergelangan tangannya. Sembari itu jantungnya berdegup tak karuan. Perasaan khawatir, takut, menyesal, marah semuanya bercampur menjadi satu. Sampai akhirnya Rayyan menghampiri dan menarik tangan Rayna sampai lepas dari genggaman Gus Rafan.

"Apa yang kamu lakukan Ay? Apa yang kalian lakukan!!" bentak Rayyan menatap tajam istrinya yang menunduk dengan air mata berlinang di hadapannya.

"Astaghfirullah."

Lagi-lagi Rayyan beristighfar saat menyaksikan di sampingnya kancing kemeja Gus Rafan sudah terbuka menampilkan roti sobek yang masih kalah jauh dengan miliknya. Rayyan mendengus kesal, bisikan-bisikan syaitan tidak bisa dielakkan hingga ia...

"Bangun anda dari sini."

Bruk!!

Rayyan menarik paksa Gus Rafan yang tampak menyeringai dengan mata yang sesekali terpejam kemudian kembali terbuka. Kontan tubuh Gus Rafan terjatuh ke lantai.

"Arghh," rintihnya memegang punggung yang terasa nyeri.

"Brengsek, apa yang anda lakukan kepada istri saya. Apa Rafan, jawab!!" tak ada lagi rasa hormat bagi Rayyan pada laki-laki bergelar Gus di depannya ini. Seluruh jiwanya tengah kalut dengan emosi.

"Rafan, jawab saya!! Kenapa anda hanya menyeringai tidak jelas seperti itu." Rayyan semakin kesal dengan tingkah Rafan.

"Mas udah, cukup Mas," ucap Rayna bersamaan dengan isak tangisnya.

Kontan Rayyan menoleh, tangannya mengepal sempurna membuat Rayna bergidik ngeri.

"Sekarang aku tanya kamu, apa yang sudah kamu lakukan dengan Rafan. Apa Rayna?" bentak Rayyan sukses membuat Rayna merinding.

"Rayna jawab, jangan hanya menangis. Aku tidak butuh tangisanmu." Rayyan semakin mendekat hingga tidak ada jarak sama sekali. Rayna bisa merasakan deru napas Rayyan yang sangat memburu. "Rayna, kamu dengar aku kan?"

Dengan isak tangis yang tak tertahan, Rayna berusaha menggerakkan bibirnya yang terasa sangat kelu. "A-aku dan Gus Rafan t-tidak melakukan a-apapun Mas," jawab Rayna terbata-bata.

Rayyan tersenyum sinis kemudian mengangguk pelan. "Oh, tidak berbuat apa-apa ya." Rayyan mundur beberapa langkah. "Lalu ini apa? Kenapa kancing kemeja Rafan terbuka, kenapa?" Rayyan menunjuk Rafan yang masih setiap dengan posisinya.

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang