⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️
Singkatnya, ini kisah tentang Rayyan Adzhani Al-Ghifari. Laki-laki 24 tahun itu sudah sukses meraih mimpinya menjadi seorang Captain Pilot. Ayah dan Bundanya sudah meninggal sejak ia kecil.
Rayyan mempunyai sahabat kecil...
Cinta sejati karena Allah tidak memiliki akhir. Bahkan sekalipun kematian memisahkan, itu hanya sementara. Karena ia akan bersemi kembali di keabadian.
Perfect Captain Karya Alfia_ramadhan11
Siap membaca part terakhir Perfect Captain? Boleh luangkan sedikit waktu untuk memberi vote dan komen yang terakhir kalinya?
Yang selama ini jadi siders ayo muncul walau cuma komen satu abjad~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rayna mengerjap, sekelilingnya gelap hanya ada pantulan cahaya lampu dari luar. Saat membuka mata, perlahan Rayna merasakan kepalanya terasa sangat pusing. Dia mencoba menggerakkan badannya namun kaki dan tangannya tidak bisa bergerak karena dililit sebuah tali erat.
"Ya Allah, di mana ini?" Lirih Rayna dengan bibir bergetar di balik cadarnya yang sudah basah karena keringat dan air mata yang terus mengucur membasahi pipinya.
Rayna berusaha melepaskan ikatan di tangan dan kakinya, namun tiada hasil karena ikatan itu sangat erat. Dalam hatinya tak berhenti berdzikir, menyebut asma Allah berharap ada keajaiban, seseorang bisa membawanya keluar dari tempat gelap nan kotor ini. Rayyan, semoga suaminya segera datang untuk menolong.
Pikiran Rayna teringat pada kejadian beberapa jam yang lalu. Setelah turun dari pesawat, dia beranjak menuju kamar mandi. Dia sudah menyiapkan rencana, kejutan sederhana ketika bertemu dengan Rayyan nanti Rayna sudah menggunakan cadar. Dia ingin melihat bagaimana respon Rayyan, jika laki-laki itu meridhoi maka Rayna akan terus menggunakan selembar kain yang akan menutup kecantikannya hanya untuk Rayyan seorang.
Namun angan-angan melihat wajah speechless dan senyum bahagia Rayyan mendadak sirna saat seorang perempuan yang menggunakan jaket musim dingin tebal tiba-tiba menarik tangannya menuju belakang kamar mandi. Sepanjang itu Rayna sudah mencoba berteriak, namun sayangnya tidak ada orang disana. Sementara perempuan itu terus menarik Rayna dan membawanya masuk ke dalam mobil, dibantu oleh dua orang laki-laki bertampang preman yang menggunakan penutup wajah, namun ketiganya tidak asing bagi Rayna.
Setelah itu ponsel Rayna berdering, seketika itu ponselnya direbut. Kemudian pada dering yang kedua, mereka menerima panggilan dari Rayyan, memberikan ancaman dan memerintah Rayna untuk meminta pertolongan pada suaminya.
Ceklek.
Rayna melebarkan matanya ketika mendengar suara pintu dibuka. Sepersekian detik kemudian tempat yang mulanya gelap perlahan mendapatkan penerangan sempurna oleh lampu dari luar. Bersamaan dengan itu muncul seorang perempuan yang tadi menariknya paksa, dibelakangnya seorang laki-laki bertampang preman dengan celana sobek-sobek menyeringai ke arah Rayna.
"TIDAK ADA KEBAHAGIAAN BAGI SIAPAPUN YANG MENGHANCURKAN KEBAHAGIAAN ORANG LAIN."
Suara tegas dari seorang perempuan berkacamata hitam itu memenuhi seisi gudang. Perlahan dia mendekati Rayna, hingga jarak mereka tak lebih dari satu meter. Kemudian dia melepaskan kacamata hitamnya.
