49. Captain Rayyan Al-Ghifari

41.6K 4.7K 505
                                    

Captain Rayyan Adzhani Al-Ghifari yang bahkan saat sedang menapakkan kaki di bumi tapi mampu membuat Rayna seakan-akan berada di ketinggian sekian ribu ft di antara gembulan awan putih nan indah.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11
.
.

Siap membaca sebelum part terakhir Perfect Captain?


"Rayna sayang, sudah siap belum? Keburu siang loh," teriak Rayyan dari ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rayna sayang, sudah siap belum? Keburu siang loh," teriak Rayyan dari ruang makan.

Rayna yang tengah sibuk memilih hijab mendadak semakin mempercepat aktivitasnya. Dia ambil hijab pashmina berwarna coklat senada dengan gamisnya, kemudian berlari menghampiri Rayyan.

"Iya Mas, maa-f," ujarnya dengan napas ngos-ngosan.

"Astaghfirullah, kenapa lari hm? Inget perut sayang, kasihan baby boy." Raut wajah Rayyan seketika berubah menjadi khawatir sembari tangannya mengelus perut buncit istrinya.

"Emm, a-aku. Aku kemarin ke kajian Ustadzah di masjid komplek, katanya kalau suami manggil itu langsung dihampiri, bukan bales pakai teriak. Nggak sopan Mas," jelas Rayna.

Mendadak ujung bibir Rayyan terangkat membentuk senyuman. Kemudian tangannya mengacak-acak rambut Rayna yang belum tertutup hijab. "MasyaAllah, terimakasih sudah menghargai suamimu ini ya," ucap Rayyan.

Rayna mengangguk dan membalas senyuman Rayyan. "Memang seharusnya begitu suamiku. Yaudah, aku pakai pashmina-nya sebentar ya," pamit Rayna.

Seketika Rayyan menggeleng. Ia menggenggam tangan Rayna, sementara tangan satunya menepuk-nepuk pahanya. "Sini," titahnya.

Rayna menyipitkan mata, berpura-pura tidak paham dengan perintah Rayyan. Jujur dia malu, sangat malu jika harus duduk di pangkuan Rayyan saat ini juga.

"Sini. Kenapa hm?"

"Mm a-anu, aku sekarang gendut, takutnya-"

"Kamu meragukan kekuatan Captain Rayyan hm? Sini, nggak ada orang, jadi nggak ada alasan buat malu." Rayyan menarik tangan Rayna hingga perempuan itu tidak punya alasan lagi untuk menolak. Setelahnya Rayna benar-benar duduk menyamping di pangkuan Rayyan.

"Aku boleh tanya sesuatu?"

Rayna mengangguk, debaran jantungnya tak terkondisikan saat Rayyan memasangkan jarum pentul pada pashminanya. Laki-laki itu terlihat sangat lihai, bahkan dia memutar satu sisi pashmina kebelakang dan menyematkan jarum pentul lagi disana. Model sederhana nan syar'i yang biasanya Rayna pakai untuk hijab pashminanya.

"Sudah. Cantik, sholehah, punya Rayyan sampai Syurga."

Cup.

Blush.

"Gemes banget pipinya." Rayyan mencubit pipi Rayna yang memerah bak kepiting rebus.

"A-ayang k-kok bisa?"

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang