16. Sainganmu Tuhannya

60.5K 7.5K 434
                                    

Penting melibatkan Allah dalam hal apapun, termasuk dalam masalah perasaan. Allah yang menciptakan rasa, jika kau melibatkan Allah maka bukan tidak mungkin DIA akan menuntunmu agar tidak salah merealisasikan rasa.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

"Emm, maksudnya aku yang belum dapat hidayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emm, maksudnya aku yang belum dapat hidayah. Nah iya itu maksudku Ay," ujar Rayyan walau agak gugup. Sementara dalam hatinya tak berhenti merutuki dirinya sendiri.

"Emang nyari jodoh harus dapet hidayah dulu ya?" tanya Rayna agak kebingungan.

Rayyan buru-buru mengangguk. "Iya. Maksudnya kalau Allah nggak menggerakkan hatiku buat segera menjemput jodoh ya aku masih diam, santai gitu," jawab Rayyan.

"Maksudku, aku mau nunggu sampai kamu dapat hidayah Islam Ay."

Rayna mengangguk-angguk. "Oh gitu ya. Yaudah semoga Tuhanmu lekas memberi hidayah itu."

"Kalau kamu sendiri gimana?" Rayyan bertanya balik.

"A-aku?" Rayna menunjuk dirinya sendiri, kemudian Rayyan mengangguk.

"Sebenernya-"

"Excuse me."

Beberapa pelayan datang membawa pesanan makanan berat yang tadi sudah di pesan. Alhasil Rayna harus menghentikan ucapannya. Padahal Rayyan sangat penasaran dengan jawaban Rayna soal itu.

"Yaudah makan yuk, keburu dingin," titah Rayna.

Seperti biasanya sebelum makan Rayyan harus berdo'a terlebih dahulu. Ia menengadahkan tangannya, tapi pandangan Rayyan salah fokus pada Rayna yang ada di depannya. Perempuan itu tangannya menggenggam. Dan lagi-lagi perbedaan membuat keduanya yang sangat dekat terasa begitu jauh.

Sebenarnya ini sudah menjadi hal yang lazim, pasalnya mereka sudah lama bersahabat. Dan tentunya sudah seringkali melewatkan waktu yang seperti ini. Namun karena perpisahan yang cukup lama dan akhirnya dipertemukan lagi. Melihat perbedaan seperti ini membuat Rayyan merasakan sesak di dadanya.

"Kenapa kita harus beda Ay."

"Ray, kamu mengadah sedangkan aku menggenggam."

Selama makan tidak ada perbincangan diantara mereka. Keduanya fokus menikmati makanannya masing-masing. Setelah menyelesaikan makannya, Rayyan mengecek ponselnya. Ia terkekeh dengan grup keluarga cemara yang masih ramai memperbincangkan Syafiya. Ngomong-ngomong soal Syafiya, Rayyan merindukan bayi perempuan itu.

"Ray, ditangan kamu itu apa?" tanya Rayna membuat Rayyan refleks melihat ketangannya.

Rayyan mengangguk sembari tersenyum. "Oh, ini tasbih digital Ay."

Rayna mengangguk. "Fungsinya buat?"

"Hmm, biasanya aku pake ini buat dzikir pas lagi diem-diem gitu. Atau pas lagi jalan sendirian juga, pokoknya kapanpun aku mau. Jadi tinggal ditekan-tekan gitu sesuai dengan kalimat dzikir yang aku ucapkan."

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang