14. Kembali Dipertemukan

59.4K 7.2K 351
                                    

Dan kita kembali dipertemukan dengan versi terbaik dari diri kita masing-masing.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

Rayyan masih mematung mengamati kerumunan orang yang ramai dengan perbincangan menggunakan bahasa mereka, yang jelas Rayyan tidak tahu apa yang mereka bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayyan masih mematung mengamati kerumunan orang yang ramai dengan perbincangan menggunakan bahasa mereka, yang jelas Rayyan tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Mungkin ungkapan iba atau menduga-duga tentang apa ia yang terjadi dengan perempuan yang tengah histeris di depan mereka itu.

Beberapa orang berada di bagian depan kerumunan perlahan mulai menerobos keluar hingga memberikan celah bagi yang lain untuk lebih maju. Beberapa kali itu terjadi, namun Rayyan tak dapat melihat. Hingga pada detik tersebut, entah mengapa tidak ada yang berniat untuk maju sehingga terbukalah celah yang mungkin bisa dimasuki satu atau bahkan dua orang.

"Astaghfirullah. D-dia," Rayyan syok melihat penampakan seorang perempuan tergeletak di lantai dengan darah yang keluar dari dalam dress yang ia kenakan. Tanpa aba-aba Rayyan menerobos memasuki kerumunan itu.

"What are you doing?  You want her dead?"

Seketika semua orang menatap Rayyan. Mereka berbisik menggunakan bahasa mereka. Simpang siur yang Rayyan dengar, beberapa sedang menjudgenya karena terlalu bersikap sok pahlawan.

Antara kesal dan kasihan, bagaimana mungkin dengan beberapa perawat dan kerumunan orang tidak ada yang bisa membawa perempuan itu keruang IGD. Lihatlah darah segar mengucur. Apa orang-orang ini ingin membuat ibu dan janinnya mati?

"Dokter Bella," lirih perempuan hamil itu sambil memegangi perutnya.

"Look, she doesn't want us to take him to the IGD without Doctor Bella," ujar salah seorang perawat yang mungkin kesal karena telah dimaki Rayyan.

"Astaghfirullah." Rayyan mengusap wajahnya frustasi. Ia sangat tak tega melihat perempuan hamil dengan wajah pucat dan tampak kesakitan ini.

"Miss, you must be treated immediately, otherwise it will harm your fetus as well." (Nona, kamu harus segera ditangani, jika tidak maka akan membahayakan janinmu juga.)

Rayyan berusaha membujuk perempuan itu. Ia tidak tega jika harus melihatnya seperti ini.

"Saya hanya ingin ditangani Dokter Bella," teriak perempuan itu menggunakan bahasa Indonesia sembari seperti ingin mengejan. Seketika orang-orang panik, begitupun dengan Rayyan.

"Ah, anda orang Indonesia." Tanpa berpikir panjang Rayyan memutuskan untuk bangkit dan keluar dari kerumunan. Beberapa menit kemudian ia kembali membawa kursi roda.

"H-hei apa yang kamu lakukan?" tolak perempuan itu saat Rayyan mulai mendekat ke arahnya.

"Saya akan mengantarmu menuju Dokter Bella."

"Ya Allah ampunilah hamba. Hamba hanya ingin menolong dua nyawa yang ada di depan mata hamba ini. Ampuni hamba Ya Allah."

Tanpa aba-aba Rayyan mendekati perempuan itu kemudian menggendong dan mendudukkannya di kursi roda, setelah itu ia mendorong kursi roda sekuat mungkin sambil berteriak-teriak memanggil Dokter Bella. Bahkan semua orang yang ada disana tercengang dengan tingkah orang asing yang sangat nekat itu. Tidak hanya itu, beberapa yang lain sampai memuji Rayyan karena sikapnya yang sangat peduli pada orang lain.

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang