32. Perhiasan Terbaik

48K 5.9K 284
                                    

Kamu adalah perhiasan terbaik dalam hidupku. Selayaknya perhiasan, maka aku akan melakukan apapun untuk menjagamu. Tidak akan kubiarkan ada siapapun yang menyakitimu, termasuk diriku sendiri.

Rayyan Adzhani Al-Ghifari

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

Rayyan tersenyum lega saat ia kembali menapakkan kakinya di tanah setelah berjam-jam berada di ruang kemudi yang membawanya terbang kesana-kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayyan tersenyum lega saat ia kembali menapakkan kakinya di tanah setelah berjam-jam berada di ruang kemudi yang membawanya terbang kesana-kemari. Setelah melakukan pengecekan pesawat, dan dinyatakan baik akhirnya ia memutuskan untuk segera pulang. Kali ini sangat berbeda dari pulang-pulang biasanya. Rasanya ada magnet yang menarik Rayyan untuk segera sampai di rumah. Ya, siapa lagi jika bukan istri tercintanya, Rayna.

"Div, roti O lima bungkus ya," ujar Rayyan dan diacungi jempol oleh Diva yang tengah mengobrol dengan Rafi. Biar saja Rayyan menganggu perbincangan mereka. Setelah kepergian Diva, sontak saja Rayyan duduk di samping Rafi.

"Ganggu ah lo Bang," kesal Rafi.

"Eh Raf, lo itu jangan gombalin anak orang mulu. Kalau emang serius, buru datang ke rumah orang tuanya. Minta baik-baik, terus kalau dapet izin, langsung nikahin," saran Rayyan tak ingin Rafi terjerumus kedalam lubang yang salah.

"Belum siap Bang, orang gue masih gini-gini aja," Rafi menimpali.

Rayyan merangkul pundak Rafi. "Ya justru itu, makanya sekarang siap-siap. Laki-laki itu harus lari Raf, dia lebih cepet dari perempuan. Bayangin kalau nanti lo nikah, terus istri lo nanya, dan lo nggak bisa jawab, malu nggak tuh. Ya engga sih, cuma lebih baik lo tau gitu."

"I-iya Bang," ujar Rafi.

"Jangan iya-iya mulu. Yaudah gue balik, mau ke apartemen bini soalnya." Rayyan beranjak untuk membayar pesanannya.

"Raf, Div, duluan ya. Awas kalian jangan berdua-duaan, ketiganya setan loh. Hihihi." Rayyan berlalu meninggalkan mereka.

Di depan ia sudah disambut oleh taksi yang siap mengantarkan pulang ke apartemen. Tadi pagi Rayna sempat menghubungi bahwa dia memilih untuk pulang ke apartemen dulu. Tak perlu waktu lama akhirnya Rayyan sampai di apartemen. Sambil berjalan menuju ruang apartemen, Rayyan menghubungi Rayna agar dibukakan pintu.

Kring.

Mas Captain :
Aku hampir sampai, tolong dibukakan pintunya ya sayangku.

"Mas Rayyan udah mau sampe?" Rayna yang tengah menggendong Syafiya agak berlari menuju cermin. Ia harus memastikan wajahnya tidak terlihat seperti habis menangis. Walaupun tidak bisa dipungkiri, sekuat apapun menutupi, sembab itu sangat tampak diwajahnya.

Untungnya Rayna baru saja bersih-bersih diri, Syafiya juga. Ia ingin menyambut kepulangan suaminya dengan sebaik-baiknya. Rayna ingin ia menjadi alasan lelah dan letih suaminya seharian bekerja hilang karena sambutan sederhana ini. Rayna juga menggunakan sedikit parfum yang hanya ia pakai di depan Rayyan. Bahkan islampun mengajarkan adab demikian, menyambut suami dengan sebaik-baiknya.

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang