38. Plot Twist

37K 5K 257
                                    

Hidup itu misteri, selalu ada bagian yang membuat kita tiba-tiba jatuh karena alurnya. Namun satu-satunya hal yang bisa membuat kita tenang hanyalah berharap PLOT TWIST dari Sang Maha Pemilik Skenario sesungguhnya, yaitu Allah.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

Sampai detik ini, bandara selalu menjadi tempat yang jarang dihampiri sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai detik ini, bandara selalu menjadi tempat yang jarang dihampiri sepi. Setiap jam, menit, detik, selalu ada yang datang, walaupun disetiap itu pula ada yang pergi. Penampakan orang membawa koper, berbincang dengan keluarga, saling berpelukan, bahkan ada yang saling melepas rindu setelah berpisah jauh.

Hal yang selalu membuat Rayyan semangat saat tiba di bandara adalah momen melepas rindu. Tepat beberapa meter di hadapan Rayyan. Dari pintu kedatangan tampak seorang perempuan bercadar dengan membawa koper menoleh kanan dan kiri. Namun saat pandangannya lurus, ia bertemu dengan sosok yang dicarinya. Perempuan itu lari dan berhambur kedalam pelukan seseorang yang diyakini adalah suaminya. Mungkin kedua insan itu baru saja mengakhiri masa LDM Long Distance Marriage.

Disaat seperti itu Rayyan merasa berguna menjadi seorang manusia. Pekerjaannya saat ini banyak memberi manfaat kepada orang banyak. Karena ada pekerjaan ini, Rayyan bisa membantu seseorang yang berada di beda pulau, baikan beda negara bisa bertemu dengan keluarga mereka.

Seketika ia teringat akan istrinya dirumah saat mengamati pemandangan romantis di depannya. Rayyan menenggelamkan wajahnya di kedua lutut dengan posisi tangan mengacak rambutnya kasar.

"Ah," kesal Rayyan.

"Woi, lo kenapa Bang? Frustasi?" tanya Rafi yang tiba-tiba duduk disampingnya.

"Gue dosa nggak sih Raf? Kelewatan nggak sih?" Rayyan mengangkat wajahnya dan menoleh pada Rafi.

Rafi hanya geleng-geleng kepala sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Nggak tau Bang, kayaknya gue yang dosa deh. Kan gue yang ngelakuin."

"Tapi kan gue yang nyuruh bambang." Rayyan melotot. "I-iyasih, tapi lagian kenapa gue mau ya," Rafi terkekeh. "Yaudah sih-"

Kring.

Rayyan menatap layar ponsel yang menampilkan notifikasi dari Ay Sayang. Seketika itu ia melempar ponselnya pada Rafi.

"Gue nggak tahu, gue mau ke kamar mandi."

"Lah Bang, dosa gue nambah ini?"

******

Hwek..hwek..hwek..

Rayna sedang menundukkan kepalanya di wastafel karena rasa mual yang tak tertahan. Sesekali ia mengintip ponselnya berharap ada balasan dari sang suami. Namun sampai detik ini hasilnya nihil.

Hwee..hweek..

Rayna mencoba memijit-mijit lehernya supaya ia bisa sedikit lega.

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang