"Laki-laki itu tidak hanya dilihat dari ucapannya, tapi tanggung jawabnya untuk menepati apa yang ia ucapkan"
~ Perfect Captain ~
Karya Alfia_ramadhan11Rafan menghela napasnya berkali-kali, rasanya hatinya hancur jika harus menceritakan suatu hal tidak mengenakkan yang membuat adiknya bisa seperti sekarang. Namun melihat Rayyan di sampingnya yang telah menolong Ana, mau tidak mau Rafan harus membuka mulut.
"Sebenarnya adik saya," Rafan menghela napas. "Kejadian buruk baru saja menimpanya. Laki-laki yang berjanji akan datang untuk mengkhitbah Ana sudah dua minggu ini menghilang entah kemana," jelas Rafan cukup lega.
Rayyan tampak kaget. "Astaghfirullah," ujar Rayyan.
"Namanya Rayhan, dia biasa dipanggil Ray. Oleh karenanya, ketika mendengar nama Ray, Ana selalu ingin meraih orang tersebut, jika tidak ia pasti akan histeris," jelas Rafan lagi.
Ray mengangguk-angguk, sekarang ia tahu kenapa Ana bersikap demikian padanya. Ternyata benar, Ana mempunyai masalah dengan laki-laki bernama Ray. Ray mengelus dadanya, memohon perlindungan kepada Allah agar dijadikan laki-laki yang bertanggung jawab dalam ucapan dan segala tindakannya.
"Apa sudah mencoba dihubungi atau datang ke rumahnya langsung?"
"Tentu sudah, tapi yang menjadi masalahnya kami tidak tau pasti dimana laki-laki itu tinggal. Yang mengenali dia hanyalah Ana, sedangkan saya ataupun orang tua kami tidak tau apa-apa."
"Astaghfirullah, kalau seperti ini tentu sangat sulit. Dan laki-laki itu juga, kenapa dia memberi harapan jika tidak berniat sungguh-sungguh? Padahal laki-laki itu tidak hanya dilihat dari ucapannya, tapi tanggung jawabnya menepati apa yang ia ucapkan," ujar Ray sambil mengelus dada. Ia tahu dirinya belum menjadi laki-laki yang sempurna. Terlepas dari itu, setidaknya ia tidak mudah menebar janji manis,apalagi kepada wanita.
Rafan mengangguk setuju. "Semoga Allah melindungi kita dari sifat laki-laki yang seperti itu." Rafan menepuk pundak Rayyan.
"Aamiin," mereka serempak.
"Sekali lagi terimakasih anda sudah membantu adik saya."
"Sama-sama, bukankah sudah kewajiban sesama muslim untuk saling membantu?" Ray terkekeh santai.
Rafan mengangguk, ia sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Rayyan. Laki-laki yang bahkan tidak pernah mengenali adiknya tapi dengan senantiasa mau membantu. Rafan mengerti, sebenarnya ini bukan hal yang mudah bagi Ray. Apalagi Ana berpikir jika Ray adalah calon suaminya. Jika dipikir masalah ini memang tidak sederhana. Namun secara tidak langsung hal ini membuktikan bahwa Ray adalah laki-laki yang baik, dia peduli dengan perempuan.
"Lalu apa yang akan dilakukan selanjutnya Bang?"
Rafan menggeleng. "Entahlah, sebenarnya kami sudah tak tau lagi harus menjelaskan seperti apa pada Ana. Adik saya sama sekali tidak mau mendengarkan kami. Dan bahkan perginya dia ke Jakarta kemarin tanpa sepengetahuan kami," raut wajah Rafan memperlihatkan keputusasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Captain
Romance⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Singkatnya, ini kisah tentang Rayyan Adzhani Al-Ghifari. Laki-laki 24 tahun itu sudah sukses meraih mimpinya menjadi seorang Captain Pilot. Ayah dan Bundanya sudah meninggal sejak ia kecil. Rayyan mempunyai sahabat kecil...