44. Terbongkar

35.4K 4.8K 419
                                    

Sejatinya setiap apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi boomerang untuk diri sendiri pada masanya nanti. Entah kebaikan atau keburukan sekalipun. Maka perbanyaklah berbuat kebaikan, agar kelak banyak kebaikan yang menghampiri.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

"Anda yakin apa yang sudah anda jelaskan bisa dipertanggungjawabkan?" Rayyan intens menatap manik mata lawan bicaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda yakin apa yang sudah anda jelaskan bisa dipertanggungjawabkan?" Rayyan intens menatap manik mata lawan bicaranya.

"Demi Allah, saya yakin apa yang saya katakan sesuai dengan kejadian waktu itu," jawabnya penuh keyakinan. "Percayalah, ketika saya sudah membawa nama Allah, artinya saya tidak berbohong, sungguh," sambungnya memperkuat.

Rayyan terdiam, ia masih memperhatikan mata Gus Rafan, karena sesungguhnya mata bisa mewakili seseorang berbohong atau tidak. Tapi lagi-lagi dia tidak melihat kecurigaan disana. Berarti ini sudah saatnya dia mengakhiri kesalahpahaman ini dengan percaya pada penjelasan Gus Rafan.

"Bagaimana dengan penjelasan dari istri anda?" tanya Gus Rafan.

"Saya belum mendengarkan sepatah katapun penjelasan dari dia," jawab Rayyan tanpa ekspresi.

"Kenapa?" Gus Rafan balik bertanya.

Rayyan tersenyum simpul, emosinya perlahan mengendur. Dia melipat tangannya di atas meja.

"Saya tidak ingin mendengar penjelasan untuk yang pertama kalinya dari dia, karena saat itu emosi saya pasti tidak stabil. Saya takut tidak bisa mengontrol emosi hingga menyakiti dia lebih parah lagi. Oleh karenanya, saya harus mencari bukti-bukti yang bisa meyakinkan saya dan mendengar penjelasan dari anda tentunya. Tidak cukup sampai disitu, saya harus benar-benar percaya dulu dari semua penjelasan anda." Rayyan menghela napas. "Barulah kemudian saya mau mendengarkan penjelasan dari Rayna. Disaat saya sudah benar-benar percaya, disaat tidak ada lagi emosi. Maka saya tidak khawatir akan menyakiti dia. Karena saya sudah percaya."

"MasyaAllah Ray, saya salut atas keputusanmu. Itu benar-benar keputusan yang tepat. Saya tidak bisa bayangkan jika kali ini Rayna yang menjelaskan. Saya ngeri, anda selalu memotong ucapan saya dari tadi. Tapi untungnya saya cukup sabar, jika Rayna, dia pasti akan memilih pergi karena merasa nggak dipercaya." Gus Rafan menepuk pundak Rayyan.

Kini perasaan lega menyeruak, Rayyan benar-benar mempercayainya. Ditambah lagi akan ada bukti penguat dari CCTV tersembunyi yang baru ditemukan keberadaannya. Tinggal mencari Ning Ana, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang hampir mengorbankan rumah tangga yang mulanya bahagia menjadi hampir hancur.

"Bang, gue dapet laptopnya, tadi dibantuin Bunda.  Tapi Kak Rayna nggak ada Bang," ujar Rafi sembari membawa tas laptop.

Mata Rayyan melebar. "Nggak ada maksudnya? Rayna nggak ada di rumah?"

Rafi mengangguk. "Tapi kata Bunda mungkin lagi ke minimarket. InsyaAllah aman Bang, mending kita langsung cek CCTV-nya."

Rayyan mulai membuka laptop sang Ayah. Tadi pagi dia memang berniat untuk bertemu dengan Gus Rafan, tapi mampir ke rumah Rafi terlebih dahulu. Saat disana, perlahan Allah mulai mengabulkan doa yang ia panjatkan semalaman agar Allah memberinya petunjuk.

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang