20. Secercah Hidayah

50.4K 6.7K 320
                                    

Selalu ada alasan dalam setiap pilihan. Dan alasanku untuk memeluk Islam karena aku mencintainya, mencintai Islam yang denganmu aku merasa sangat dekat  dengan Islam.

Perfect Captain
Karya Alfia_ramadhan11

Perfect CaptainKarya Alfia_ramadhan11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I want to be a muslim."

"Ay?" Rayyan mematung di depan sana, ia berkali-kali memastikan pendengarannya sudah tepat atau tidak. Laki-laki itu tercengang dengan apa yang diungkapkan oleh Rayna, perempuan yang sampai detik ini selalu menjadi harapannya.

Seketika Rayna merenggangkan pelukannya dengan Ammah Zia, ia menoleh pada asal suara yang memanggilnya. Rayna mengarahkan pandangannya pada laki-laki yang sedang mematung di depan sana.

"Are you serious?"

"Kamu dengar Ray?"

Rayyan mengangguk. "Are you serious?" Ulang Rayyan lagi.

Rayna tersenyum, ia menoleh pada Ammah Zia, sedetik kemudian kembali menoleh pada Rayyan sembari tersenyum tulus. "Yes, I am serious. Bagiku, memilih untuk memeluk Islam bukan sebuah lelucon. Jika aku mengatakan hal ini, artinya aku serius," ujar Rayna tulus dari relung hatinya yang terdalam.

Seketika senyum Rayyan merekah, ada kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan. Ia menatap wajah teduh Rayna penuh kebahagiaan. Walaupun belum seutuhnya, Rayyan merasa bahwa Allah sudah mengabulkan harapan yang ia utarakan lewat doa satu-persatu. Sepertinya hidayah Islam perlahan sudah memasuki relung hati Rayna.

"Nak, apa yang membuatmu yakin dengan Islam?"tanya Ammah Zia.

Rayna tersenyum, ia berdiri kemudian maju beberapa langkah. "Semuanya berawal dari dia." Rayna menunjuk laki-laki di depannya.

"A-aku?" Rayyan yang merasa dituju mencoba memastikan. Tapi kenapa dia?

Ammah Zia ikut bangkit dan ikut berdiri di samping Rayna sembari menggendong si gembul Syafiya yang tengah tertidur. "Rayyan?" Ammah Zia ikut memastikan.

"Iya, dia adalah kunci pembuka dari secercah hidayah yang kini ada dalam diriku," ujar Rayna tersenyum.

"Kenapa aku Ay? Sepertinya aku nggak melakukan apa-apa. Lagipula kita sudah lama tidak bertemu."

"Justru itu Ray, justru karena kita sudah lama tidak bertemu. Kehadiranmu lagi disini membuat aku semakin yakin dengan pilihan yang sudah aku pikirkan jauh-jauh hari." Rayna menghela napasnya.

"Ray, kamu adalah orang pertama yang membuat aku nyaman dengan Islam. Kamu adalah orang pertama yang membuat aku terbiasa dengan Islam. Kamu selalu menasehatiku dengan ajaran agamamu, padahal kamu tau aku bukan muslim. Dan dari semua itu aku mulai nyaman dan tertarik dengan Islam. Hidayah itu memang tidak datang secara langsung, dan kamu bukan menjadi satu-satunya alasanku. Aku punya alasan lain, yang dari alasan-alasan itu aku kuatkan menjadi satu alasan." Rayna tersenyum yakin. "Aku mencintai apapun yang berhubungan dengan Islam. Agamanya, Tuhannya, pemeluknya, ya aku mencintai semua itu."

Perfect Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang