02

7.3K 762 3
                                    

_____

Aku menuju ke perpustakaan di desa ini. Menurutku membaca buku lebih menyenangkan daripada melihat anggota kerajaan yang tidak terlalu penting itu.

Aku segera masuk ke dalam perpustakaan dan mendapati banyak sekali buku di dalamnya. Namanya juga perpustakaan pasti banyak buku.

Aku menyapa penjaga perpustakaan ini dengan ramah. Dan segera memilih buku yang ingin aku baca.

Aku berjalan kesana kemari untuk mencari judul yang menarik. Beberapa saat kemudian aku menemukan buku yang judulnya 'Emerland'. Akupun memilih membaca buku itu.

Kerajaan Emerland di pimpin oleh seorang Raja yang bernamanya Raja Orlan dan istrinya yang bernama Ratu Starla.

Ratu Starla mempunyai tiga orang anak, yaitu Pangeran Oliver, Pangeran Alaric, dan Putri Serena. Mereka hidup di istana dengan Raja Orlan sebagai pemimpinnya.

Raja Orlan memimpin istana dengan sangat bijak. Rakyat merasa sangat damai karena di pimpin oleh orang yang tepat. Meskipun begitu Raja Orlan ingin salah satu dari putra mahkotanya menggantikan dia sebagai pemimpin kerajaan Emerland.

Aku menguap lebar. Membaca buku tentang Emerland ini sungguh membuatku bosan. Isinya hanya menceritakan kepemimpinan Raja Orlan dan kehidupan mewah di istana. Sangat membosankan.

"Permisi nona, kau menghalangi jalan,"

Aku mendongak menatap seseorang yang memakai jubah hitam dengan penutup kepala yang dia pakai. Aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.

"Oh.. maafkan aku," ucapku segera memberinya jalan.

Orang itu berjalan tanpa menoleh ke arahku. Aku hanya diam menatap orang itu.

Aku segera menyadarkan diriku dari lamunan. Dan segera mengembalikan buku itu ketempat semula.

"Paman, apakah disini ada komik?" tanyaku kepada penjaga perpustakaan.

Penjaga perpustakaan itu menurunkan kacamatanya, "Apa itu komik?" tanya dia.

Aku membulatkan mulutku, lalu mengatupkannya lagi, "Semacam buku tapi di dalamnya banyak sekali gambar," ucapku mencoba menjelaskan.

"Coba cari di bagian rak seni, mungkin ada buku yang anda cari itu," ucapnya.

"Tapi paman, saya tidak mencari buku seni. Saya mencari buku yang ada gambar di dalamnya," jelasku.

Penjaga perpustakaan itu menatapku lamat. Ia sepertinya menganggapku aneh. Iya juga, mana ada komik di zaman ini.

"Eeum.. maksud saya apakah ada buku tentang musik?" tanyaku mencari topik lain. Dia tidak mungkin percaya jika aku mengatakan bahwa aku berasal dari masa depan.

"Cari saja dibagian rak seni," ucapnya.

Aku mengangguk singkat tidak ingin memperpanjang masalah. Aku segera berjalan ke arah rak buku seni. Aku mencari buku dari ujung rak. Tetapi pada akhirnya tidak ku temukan buku itu.

"Mencari ini?" ucap seseorang sambil memperlihatkan buku tepat di depan wajahku.

Aku tersenyum senang. Akhirnya ada orang baik yang membantuku.

"Iya, terima kasih banyak." ucapku mengambil buku itu.

Aku menatap orang yang memberiku buku. Ia adalah orang yang sama saat pertama kali aku menghalangi jalannya. Orang berjubah hitam itu.

"Kau menyukai musik?" tanya orang itu padaku.

"Aku tidak terlalu menyukai musik. Tapi aku suka saat orang memainkan alat musik. Rasanya sangat menenangkan hati. Aku juga ingin belajar memainkan sebuah piano, tapi aku tidak punya," ucapku lalu tertawa kecil.

The Kingdom Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang