_____
Aku menatap wanita sombong yang sempat berpapasan denganku tadi. Ternyata dia adalah Putri Serena. Tatapan itu benar-benar seperti sedang merendahkanku. Tapi Putri Serena cantik, meskipun sifatnya sedikit sombong.
"Jadi kau yang memecahkan guci milik Ratu?"
Aku menatap iris mata abu-abu milik Putri Serena, "Benar, saya yang memecahkan guci itu." ucapku tanpa beban.
Putri Serena menatapku dari atas hingga bawah. Lalu berputar mengitariku. Aku tidak tahu apa yang ia lihat dariku.
"Kau ingat kan posisimu di kerajaan ini?" tanya Putri Serena berhenti tepat di depanku.
"Tentu saja Putri Serena yang terhormat." ucapku menatap mata nya lalu tersenyum kecil.
Belum ada satu jam aku mengobrol dengan Putri Serena, tapi aku sudah merasakan aura permusuhan darinya. Baiklah, mungkin mulai sekarang hidupku tak akan tenang.
"Harusnya kau sadar dengan posisimu itu. Kau hanya seorang pelayan." ucap Putri Serena menatapku datar.
"Iya Putri Serena, saya hanya seorang pelayan istana." ucapku masih menatap manik mata Putri Serena. Aku ingin melihat seberapa besar batas kesabaran Putri Serena.
"Jangan menatapku seperti itu! Kau terlalu lancang terhadap seorang Putri Kerajaan!" ucap Putri Serena menunjuk wajahku kesal.
Ternyata tatapanku bisa membuat Putri Serena kesal.
"Maafkan saya Putri Serena." ucapku menundukkan wajah sambil menahan tawa yang hendak keluar.
"Kau harus bertanggungjawab karena telah merusak guci itu!" ucap Putri Serena menatapku dengan sorot mata tajamnya, "Mulai sekarang kau harus menjadi pelayanku," lanjutnya.
Aku melotot kaget. Pasalnya, aku sekarang menjadi pelayan Ratu, dan.. Putri Serena ingin aku menjadi pelayannya?
Lelucon macam apa ini? Aku harus bekerja pada dua orang? Mimpi apa aku semalam.
"Tapi saya masih menjadi pelayan pribadi Yang Mulia Ratu Starla." ucapku.
Putri Serena menghembuskan napas kasar, "Kau punya otak untuk berpikir kan?" tanyanya sinis.
Aku ingin sekali meledak saat ini juga.
"Pagi dan siang, kau bekerja dengan Ibuku. Sore dan malamnya kau bekerja denganku. Sampai disini paham?" ucap Putri Serena.
"Tapi.." bukankah itu sama saja mengorbankan waktu istirahatku?
"Hm? Kau masih ingin protes?" tanyanya
Aku menggeleng lemah. Aku bisa apa? Aku hanya pelayan yang jauh berbeda dengan Putri Serena. Aku hanya menumpang hidup saja. Dan mungkin mulai sekarang, aku harus bersabar menghadapi tingkah gila Putri Serena.
"Bagus, mulai sekarang kau bekerja denganku."
"Tapi apakah Yang Mulia Ratu tau akan hal ini?" tanyaku.
"Tidak."
"Bagaimana saya meminta izin kepada Yang Mulia Ratu jika Yang Mulia Ratu saja tidak tau saya bekerja dengan anda?" tanyaku mulai kesal.
Putri Serena berdecak pelan, "Kau kira pelayan disini hanya kau saja? Akan ada pelayan lain yang menggantikanmu untuk menemani Ratu!" ucapnya.
Harusnya aku yang berkata seperti itu. Kenapa kau menginginkan aku menjadi pelayanmu? Sedangkan disini banyak sekali pelayan yang lebih berpengalaman daripada aku.
Tapi itu hanya menjadi sebuah angan-angan saja. Tidak pernah aku sampaikan kepadanya.
"Lebih baik kau kembali pada pekerjaanmu." ucap Putri Serena.
Aku menunduk hormat lalu segera keluar dari ruangan itu.
***
Aku menceritakan semua kejadian yang aku alami kepada Ellie. Ellie mendengarkanku bercerita sambil memetik anggur di kebun istana.
"Itulah kenapa Putri Serena adalah Putri kejam di kerajaan ini." ucap Ellie sambil memakan buah anggur yang baru saja ia petik.
"Bukankah itu belum dicuci?" tanyaku menatapnya aneh.
"Aku sudah terbiasa memakan buah anggur langsung dari pohonnya." ucapnya lalu tertawa pelan.
"Kau sangat tau tentang Putri Serena," ucapku sambil terus memetik anggur.
"Begitulah."
Kami melanjutkan memetik anggur dalam diam. Sejujurnya aku sedikit merasa aneh dengan kerajaan ini.
Ellie menghentikan kegiatan memakan anggur, "Baru-baru ini aku mendengar rumor jika keluarga kerajaan sedang tidak baik-baik saja." ucapnya.
Aku mengalihkan fokusku sepenuhnya pada Ellie, "Apa maksudmu?"
Ellie berbisik pelan, "Aku mendengar jika Pangeran Oliver dan Pangeran Alaric berebut tahta Raja Orlan." jelasnya.
Aku mengernyitkan dahi, "Bukannya mereka belum memiliki calon pendamping?" tanyaku.
"Kupikir juga begitu..." ucapnya. Lalu tangannya ia letakkan di dagu, seperti orang yang tengah berpikir, "Tapi bagaimana jika mereka sudah memiliki pilihan?" tanya Ellie balik.
"Itu bagus, tapi menurutku kedua Pangeran itu tidak akan bermusuhan hanya karena tahta," ujarku pelan, tetapi Ellie mendengarnya.
"Tidak ada yang tidak mungkin, Rainazela! Kau tau? Semakin lama Kerajaan Hiraksa semakin menunjukkan taringnya!" ucap Ellie yang sepertinya gemas dengan ucapanku.
"Jadi.. untuk menahan serangan dari Kerajaan Hiraksa. Mereka harus secepatnya menggantikan Raja Orlan?"
"Nah, itu maksudku!"
"Tapi itu tidak ada hubungannya,"
Ellie melotot sebal, "Itu semua berhubungan, Rain!"
"Apa hubungannya?"
Ellie mulai menjelaskan teorinya, "Dengan digantinya Raja Orlan, maka keamanan kerajaan akan semakin kuat. Kau tau kan betapa liciknya Raja kerajaan Hiraksa? Ia akan melakukan apapun agar kerajaan ini berada di genggamannya! Nah untuk mengantisipasi hal itu terjadi. Menurutku, Raja Orlan ingin segera mempercepat pergantian tahta kepada salah satu Pangeran karena Raja percaya jika penerusnya bisa menjadi Raja yang lebih baik lagi. Sampai disini kau paham?" jelasnya sambil sesekali memetik anggur.
Aku terdiam sesaat mencoba mencermati, "Tapi.. kenapa Raja kerajaan Hiraksa berambisi untuk menaklukkan kerajaan ini?" tanyaku kepada Ellie.
Ellie juga ikut terdiam. Sepertinya ia sedang berpikir.
"Mungkin karena ada konflik yang menyebabkan kedua kerajaan ini berseteru." ucapnya tidak yakin, "Tapi sebelumnya, kedua kerajaan ini hidup aman dan damai. Setelah Raja baru itu menggantikan Raja yang lama, terjadilah perseteruan antara kedua kerajaan." ujar Ellie.
Ellie memegang kepalanya, "Pusing sekali memikirkan konflik antar dua kerajaan ini. Lebih baik kita selesaikan memetik anggur." ucapnya yang langsung kuangguki.
Beberapa saat kemudian kami telah selesai memetik anggur di kebun istana. Aku langsung berpamitan kepada Ellie karena akan menemui Ratu Starla lagi. Karena Ratu menyuruhku untuk memetik anggur dan disaat yang bersamaan aku bertemu dengan Ellie.
Disaat aku berjalan di lorong istana. Aku tersentak kaget karena seseorang menarikku menuju sebuah ruangan yang mungkin saja gelap.
"Hei! Lepaskan aku! Bisakah kita bicara baik-baik terlebih dahulu?"
"Hei, diamlah. Ini aku, Kenzie."
Aku langsung terdiam saat itu juga.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of Destiny
Fantasía[Selesai] Aku gadis dari masa depan yang terdampar disebuah tempat dengan sistem pemerintahan berupa kerajaan. Aku menjadi rakyat biasa dan tinggal disebuah desa bersama Ibu dan Kakak laki-lakiku. Kami hidup damai di desa itu. Hingga suatu ketika t...