_____
Rain POV
Aku melihat banyak sekali prajurit yang ditugaskan untuk menyerang balik prajurit dari kerajaan Hiraksa telah kembali. Lalu pandanganku tertuju pada secarik kertas yang ternyata terdapat sebuah gambar khas anak kecil.
Aku telah kehilangan seseorang lagi.
Aku masih mengingat kejadian menyakitkan tadi sebelum aku menemui Kenzie.
flashback on
Aku menatap jasad seorang ibu yang sudah terbujur kaku. Disampingnya ada seorang anak kecil yang berteriak kesakitan. Di perutnya sudah terdapat banyak darah bekas sebuah tusukan kecil seperti sebuah pisau.
Anak itu adalah Rion.
Aku yang tadi hendak pulang menuju rumah. Langsung berbelok menuju rumah Rion. Ternyata firasatku benar.
"Kak Rain.. perut Rion sakit..." ucap Rion memegang perutnya.
Aku mendekat ke arahnya. Lalu memeluknya sambil menahan air mata yang sudah berada di pelupuk mata.
"Kak, tolong ibu.. tolong perut Rion juga."
"Rion bertahan ya?" ucapku menatap wajah Rion yang kesakitan.
"Rion harus kuat. Ini demi ibu." lanjutku tidak tega melihatnya menahan sakit.
"Sekarang Rion sudah bisa mengucapkan 'r'." ucapku mengalihkan topik. Aku tidak ingin Rion merasakan kesakitannya.
"Ini semua karena kak Rain. Kakak yang membuat Rion punya semangat untuk belajar." ucap Rion menatapku dengan mata bulatnya.
Melihat Rion seperti ini membuatku tidak tega.
"Kakak coba lihat, Rion menggambar keluarga Rion," ucap Rion menunjukkan gambarnya kepadaku, "Ini kak El, ini Rion, ini ibu, dan ini ayah!" ucap anak itu seakan lupa dengan tusukan di perutnya.
Aku menangis, "Kakak bangga dengan Rion!" ucapku serak.
Rion terdiam, "Kak Rain, tolong berikan itu kepada Kak El, ya? Kakak harus janji!" ucap anak kecil itu.
"Kakak janji!" ucapku.
Aku langsung memeluk Rion lalu menangis disana. Aku merasakan Rion yang tidak bereaksi apapun. Lalu aku semakin mengeratkan pelukanku.
Rion telah tiada.
flashback off
Aku menghembuskan napas. Aku baru merasakan kenyamanan bersama orang-orang disini. Tetapi mereka sudah lebih dulu pergi.
Saat ini aku dan Kenzie berada di halaman depan kerajaan. Banyak warga yang selamat berada disni.
Aku menghampiri Kenzie yang sedang membantu seorang pria tua. Kenzie dengan telaten membalut luka pria itu.
Banyak sekali yang terluka. Termasuk aku. Luka ini mungkin tidak mudah kulupakan. Ini berkaitan dengan luka hati. Aku harus melihat satu persatu orang yang baru aku kenal mati begitu saja di depanku.
"Apakah kau sudah selesai?" tanyaku kepada Kenzie.
Kenzie mengangguk lalu bengkit. Pria tua tadi berterima kasih kepada Kenzie.
"Apakah aku boleh bicara padamu?" tanyaku kepada Kenzie.
"Tentu saja." ucap Kenzie.
Aku segera menarik Kenzie menjauh dari keramaian. Setelah menemukan tempat yang cukup sepi. Aku segera menatap wajah Kenzie.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom of Destiny
Fantezie[Selesai] Aku gadis dari masa depan yang terdampar di sebuah tempat dengan sistem pemerintahan berupa kerajaan. Aku menjadi rakyat biasa dan tinggal disebuah desa bersama Ibu dan kakak laki-lakiku. Kami hidup damai di desa itu. Hingga suatu ketika...