49

2K 215 10
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak

Happy reading!

_____

Setelah pertarungan dengan Pangeran Alaric yang berwujud harimau. Sekarang kami sudah lega saat mengetahui jika Pangeran Alaric berubah lagi menjadi manusia. Cahaya itu menyelimuti harimau yang berada di bawahku. Lalu Pangeran Alaric kembali berwujud manusia.

Tidak ada taring, tidak ada kuku tajam, tidak ada bulu. Bahkan luka sayatan di tubuhnya tidak ada sama sekali. Ternyata benar perkataan Pangeran Oliver. Dia dapat beregenerasi dengan cepat. Aku  menghembuskan napas lega.

Kami saling menatap satu sama lain. Aku tersenyum lalu mengusap lagi rambut hitamnya. Dia menatapku tanpa berbicara apapun.

Tiba-tiba saja mataku di tutup dari belakang. Aku tau siapa orang ini. Pangeran Oliver menarikku mundur menjauh dari Pangeran Alaric. Lalu dia melepaskan tangannya dari mataku dan memutar tubuhku menghadapnya.

Pangeran Oliver menatapku lekat. Dia menarik tanganku yang tadi sempat kugunakan untuk mengusap Pangeran Alaric. Lalu tanpa aku duga sebelumnya, dia menaruh tanganku tepat di kepalanya.

Aku menganga tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Pangeran Oliver memejamkan matanya. Dia menggerakkan tanganku di atas kepalanya. Bahkan aku lupa jika saat ini sedang berada di dimensi lain.

Aku segera menarik diriku mundur. Tidak ini salah. Aku menatap Pangeran Alaric yang menatap kami.

"Kau baik-baik saja?" tanyaku.

Pangeran Alaric mengangguk lalu tersenyum padaku, "Terima kasih," ucapnya.

Aku berjalan melewati Pangeran Oliver, "Kita harus bergerak." ucapku tanpa menoleh pada mereka.

Kami melanjutkan perjalanan tanpa ada pembicaraan seperti biasanya. Suasana ini sangat canggung. Ryan hanya diam saja sedari tadi. Kurasa dia masih mencerna apa yang terjadi pada kami.

Di depan kami saat ini ada sebuah bebatuan yang menanjak. Tidak seperti tadi yang hanya tanah gersang. Kami harus melewati bebatuan ini untuk sampai ke tempat paling atas.

Aku mulai mendaki. Tanpa bantuan siapapun. Setidaknya aku bisa melakukan ini sendiri.

Kami mendaki satu persatu batu yang besar itu. Aku memperhatikan langkah. Jika aku sampai salah langkah, maka aku akan terguling ke bawah.

"Hei lihat itu!" Ryan menunjuk sebuah gua yang berada di atas batu-batu ini.

Kurasa itulah tujuan kami.

Aku mendaki dengan cepat. Setelah berusaha mendaki batu-batuan itu, akhirnya kami sampai di depan mulut gua.

Aku menatap takjub gua di depanku ini. Dua obor yang menyala di setiap sisinya menandakan jika gua ini seperti hidup. Juga sebuah patung naga di atas gua.

"Haruskah kita masuk ke dalam?" tanya Ryan.

Aku mengangguk berjalan santai menuju gua. Sedangkan Ryan sudah panik melihatku berjalan seorang diri.

"Kau berani sekali." bisik Ryan, berjalan di sebelahku.

Padahal aku sedang cemas karena kami mungkin akan menghadapi hal yang lebih mengerikan.

Saat kami masuk ke dalam, obor menyala disetiap sisi dinding gua. Stalaktit dan stalakmit menambah kesan misterius pada gua ini. Aku terus berjalan ke depan hingga terkejut oleh sesuatu.

Sebuah semburan api keluar secara tiba-tiba tepat di depan kami. Untungnya api itu tidak mengenai kami. Aku menahan napas saat sebuah naga api berada tepat di depan kami.

The Kingdom Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang