23

4.6K 412 0
                                        

_____

Raja Artha, dia adalah orang yang sangat ingin aku ketahui. Aku berdiri di belakang Ratu Starla, jadi aku bisa melihat sesosok Raja Artha dengan jelas. Dia terlihat masih muda, seperti Pangeran Oliver dan Pangeran Alaric.

Dengan gagahnya ia berdiri dan disebelahnya ada wanita anggun yang sangat aku benci yaitu Putri Serena. Aku bahkan tidak bisa mengerti kenapa mereka bisa dekat. Bahkan aku tidak bisa membayangkan, kenapa Raja Artha ingin menikahi Putri Serena.

Kerajaan Hiraksa dan Kerajaan Emerland adalah musuh bebuyutan. Tetapi kenapa secara tiba-tiba Raja Artha ingin menikahi Putri Serena atas dasar perdamaian antara dua kerajaan.

"Hormat saya Yang Mulia Raja Emerland. Saya Raja Kerajaan Hiraksa berniat baik untuk meminang Putri anda." ucap Raja Artha menunduk hormat.

Raja Orlan bangkit dari duduknya, "Serena! Cepat kembali kemari!!"

Putri Serena mengeratkan tangannya kepada lengan Raja Artha, "Tidak Yang Mulia. Saya berniat menikah dengan Raja Artha. Dia bisa membuat saya bahagia bukan hanya dengan kata-kata saja!"

Ratu Starla mencoba menenangkan Raja Orlan. Sedangkan aku hanya diam di tempat menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Maaf kalau saya lancang Yang Mulia. Saya sebelumnya sudah mengirim pasukan untuk memberikan surat dari saya yang berisi bahwa saya ingin meminang Putri anda," Raja Orlan berdehem pelan, "Tetapi saya rasa, pasukan yang saya kirim itu sepertinya tidak memiliki nasib yang baik," setelah mengatakan itu Raja Artha tersenyum miring.

"Serena putri saya satu-satunya. Dia akan menikah dengan pria yang tepat dan yang pasti itu bukan anda, Raja Artha yang terhormat," ucap Raja Orlan.

"Kenapa anda sangat tegang sekali Yang Mulia? Saya telah membawa putri anda tercinta kembali dengan selamat. Bahkan tidak ada perjamuan yang baik untuk saya." ucap Raja Artha.

Raja Orlan mengeratkan rahangnya. Sedangkan Ratu Starla mengusap punggung suaminya pelan.

"Tolong siapkan perjamuan untuk Raja Hiraksa!" ucap Ratu Starla lantang.

Para pelayan segera melaksanakan perintah sang Ratu. Sedangkan aku masih diam di tempat karena Ratu Starla menyuruhku tetap berada di tempat.

"Anda sangat baik sekali Yang Mulia Ratu." ucap Raja Artha.

Seorang pelayan lain mengarahkan Raja Artha agar segera menuju ruang perjamuan. Sedangkan aku melangkah di belakang Ratu Starla. Sedangkan Pangeran Oliver berada beberapa langkah denganku. Ia masih dengan muka datarnya. Seolah hal ini hanya masalah kecil baginya.

"Tolong carikan bunga melati, dan berikan bunga itu kepada Marleen," tanya Ratu Starla kepadaku.

Aku langsung mengangguk, "Baik Yang Mulia, saya laksanakan." aku menunduk hormat.

Setelah para bangsawan sedikit jauh dariku, aku langsung berbalik dan segera mencari bunga melati. Tapi aku langsung berhenti mendadak, dari mana aku bisa mendapatkan bunga melati?

Aku menepuk dahiku. Bagaimana aku bisa lupa? Akukan hanya menumpang di zaman ini dan aku tidak banyak tau dimana letak bunga melati itu.

Selintas ide langsung masuk ke dalam kepalaku. Aku berlari-lari kecil menuju kamar untuk menemui Ellie. Semoga saja dia ada disana.

Beberapa saat kemudian, aku berada tepat di depan kamar. Saat aku hendak membuka pintu kamar, Ellie lebih dulu membukanya dari dalam.

Aku tersenyum lebar, "Ellie! Tolong bantu aku ya?"

Ellie menatapku aneh, "Bantu apa?"

"Aku mencari bunga melati. Apakah kau tau dimana aku bisa mencari bunga itu?" tanyaku pelan.

The Kingdom of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang