40

2.5K 249 2
                                    

Happy reading!

_____

Author POV

Di kerajaan Emerland, keluarga kerajaan di tahan bersama dengan Putri mereka, Putri Serena. Serena masih belum mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Raja Artha.

Tetapi perbincangan singkat dengan Raja Artha, membuatnya muak dengan pria itu. Bahkan Serena tidak habis pikir, kenapa ia bisa menyukai pria seperti dirinya?

"Kenapa kau menjebakku? Padahal sebelumnya kita sudah saling sepakat dengan rencana yang sudah kita susun!" ucap Serena menatap geram kepada Raja Artha.

"Kau itu bodoh," ucap Raja Artha.

"Kau benar-benar sialan!"

Raja Artha tersenyum miring, "Aku sengaja menarikmu masuk ke dalam rencanaku, karena kau adalah kunci agar aku bisa dengan mudah menemukan Raina."

"Tapi dengan bodohnya, kau malah mendatangiku tanpa berpikir panjang. Aku mengucapkan terima kasih karena kau membuat rencanaku jauh lebih mudah." Raja Artha menarik kursinya kedepan Serena.

"Kau membuat ayahmu diambang kekhawatiran, yang membuat pertahanan kerajaannya semakin melemah karena semakin diulurnya waktu pergantian tahta. Lalu aku dapat dengan mudah menemukan Raina karena dia bukan berasal dari sini." ucap Raja Artha menatap Serena sembari tersenyum sinis.

"Seharusnya aku percaya dengan Raina," guman Serena pelan tetapi masih bisa didengar oleh Raja Artha.

"Penyesalan selalu datang di akhir." ucap Raja Artha.

Serena menatap Raja Artha, "Kau tidak menyukaiku? Apakah kau pikir perasaanku selama ini hanya main-main saja? Aku mendatangimu karena aku ingin menjadi wanita satu-satunya, dan kau bisa bebas menjadi Raja yang bisa menaklukkan Emerland. Bukan seperti ini. Ini jauh dari rencana kita." ucap Serena.

"Aku hanya memanfaatkanmu Putri. Jadi jangan berharap hal yang menjijikkan itu padaku." ucap Raja Artha tersenyum sinis.

"Kau kejam!" Serena mulai memberontak, "Bahkan kita sudah membahas tentang pernikahan dan kau dengan ambisimu itu menghancurkan semuanya!" ucapnya.

"Aku akan menempatkan dirimu di tempat yang lebih layak daripada keluargamu itu." ucap Raja Artha bangkit dari duduknya.

Raja Artha memanggil prajurit yang berjaga diluar untuk membawa Serena pergi dari hadapannya. Serena memberontak keras. Ia tidak mau dibawa.

"Bawa dia ke tempat pengasingan," ucap Raja Artha menatap dua prajurit itu.

Serena terkejut dengan hal itu, "Kumohon jangan bawa aku ketempat itu!" Serena memohon sambil menangis.

Raja Artha tersenyum setelah kepergian Serena. Tempat pengasingan sangat cocok untuk Serena. Karena tempat itu sangat terpencil dan jauh dari kerajaan.

Beberapa saat kemudian setelah kepergian Serena, Ein masuk dengan tergesa-gesa. Bahkan Ein lupa mengetuk pintu.

"Ada apa Ein?" tanya Raja Artha.

"Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia. Tetapi saya telah mencari ke seluruh penjuru istana. Bahwa kedua Pangeran tidak ada di tempat." ucap Ein menjelaskan.

"Pasti mereka adalah alasan dibalik kaburnya Raina. Lebih tepatnya, salah satu dari mereka." ucap Raja Artha.

"Menurut saya juga seperti itu Yang Mulia."

Raja Artha berjalan kearah jendela, "Lalu bagaimana dengan Raja dan Ratu Emerland?"

"Raja Orlan dan istrinya sudah berada di balik jeruji besi Yang Mulia." jawab Ein.

"Tetapi Yang Mulia.. saya menangkap seorang pemuda yang berusaha untuk kabur dari kerajaan." lanjut Ein.

Raja Artha menoleh pada Ein, "Dimana dia?"

"Pemuda itu berada di sel tahanan Yang Mulia." jawab Ein.

"Antar aku kesana." ucap Raja Artha yang langsung diangguki oleh Ein.

Ein berjalan menunjukkan lokasi dimana ia berhasil menangkap seorang pemuda yang dapat dilihat jika pangkatnya adalah seorang pengawal Raja. Pemuda itu hendak kabur saat melihat prajurit Raja Artha yang memusnahkan rakyat saat sedang berkerumun dan prajurit kerajaan Emerland.

Sesampainya di sel yang Ein maksud, Raja Artha langsung mendekati sel tersebut. Di sana ada Kenzie yang terkapar tidak berdaya. Raja Artha menyuruh Ein membukakan pintu sel, dan Ein langsung melaksanakan perintahnya. Raja Artha masuk ke dalam, dan berjongkok di depan Kenzie.

"Malang sekali nasibmu," ucap Raja Artha.

Kenzie menatap Raja Artha tajam, "Apa yang anda inginkan?"

"Kau tinggal mengatakan, dimana adikmu itu?" tanya Raja Artha.

Kenzie terkejut, "Bagaimana anda bisa tau?"

Raja Artha tertawa pelan, "Aku memang tau, Kenzie." ucapnya.

Kenzie semakin dibuat bingung. Bagaimana Raja Artha bisa mengetahui jika ia mempunyai seorang adik? Dan Raja itu tau namanya.

"Seharusnya dari awal kau berada di pihakku. Jadi aku tidak perlu repot-repot menyerang Emerland hanya untuk menemukan adikmu itu." ucap Raja Artha tersenyum sinis.

"Dia seorang penyihir." ucap Kenzie.

Raja Artha menggelengkan kepalanya pelan, "Bukan."

Kenzie mengernyit bingung.

"Karena akulah penyihir itu, Kenzie. Yang bersama adikmu itu hanya seorang penyihir golongan bawah." jelas Raja Artha.

Kemzie semakin dibuat terkejut dengan fakta baru ini. Ia semakin tidak tau harus bersikap seperti apa nantinya.

"Setidaknya aku harus memanfaatkanmu untuk menangkap mereka berdua. Kau akan menjadi umpan yang sempurna." ucap Raja Artha lalu menatap mata Kenzie.

Kenzie menatap mata Raja Artha yang berubah warna. Mata itu berubah menjadi merah darah. Tanpa sadar Kenzie semakin masuk kedalamnya. Setelah itu Kenzie bukan lagi Kenzie yang sekarang. Ia sudah dikendalikan oleh Raja Artha. Kenzie menatap kosong ke depan, seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

Raja Artha tertawa pelan, "Sekarang kau harus mencari mereka. Aku tidak mau kau pulang dengan tangan kosong." ucap Raja Artha bangkit berdiri.

Kenzie berdiri dan menunduk hormat, "Saya akan melaksanakan perintah Yang Mulia Raja Artha dengan sebaik mungkin." ucap Kenzie lalu pergi dari dalam sana untuk mencari Rain.

Sedangkan disisi lain, Ellie berdoa semoga Rain baik-baik saja diluar sana. Ellie percaya jika Rain bisa menghadapi semuanya. Ia yakin itu.

"Kau juga mengkhawatirkannya?" tanya Marleen yang saat ini menempati sel yang sama dengannya.

Ellie menatap Marleen, "Aku dari awal sudah mengkhawatirkan dia!"

Marleen tertawa pelan.

"Dia sangat diluar dugaan." ucap Marleen.

Ellie mengangguk setuju, "Aku yakin Pangeran Oliver akan selalu melindunginya."

"Kedua temanmu itu sudah pergi menyusul mereka kan?" tanya Marleen.

Ellie mengangguk. Sebelumnya ia sudah menceritakan semua yang terjadi kepada Ratu Starla dan Marleen. Awalnya mereka sedikit marah dengan tindakan yang Ellie lalukan. Tetapi mereka sadar jika Rain tidak seburuk itu.

"Ya, dan aku harap mereka baik-baik saja." ucap Ellie menatap langit-langit sel.

_____

☕☕☕

The Kingdom Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang