19

3.7K 404 0
                                    

_____

"Jangan menangis terus, Rain. Kau tidak lelah menangis?" tanya Ellie duduk di pinggiran ranjang.

Aku semakin menenggelamkan mukaku ke dalam bantal. Tidak ingin menjawab pertanyaan Ellie.

Hari masih dikatakan siang. Tetapi Ellie sudah berada di kamar untuk beristirahat. Katanya ada yang menggantikannya untuk bekerja. Makanya saat ini aku bersama dengannya.

"Kau masih ada pekerjaan dengan Putri Serena, kan? Nanti dia akan meledekmu menangis seperti anak kecil." ucap Ellie yang membuatku berdecak sebal.

Ellie sudah tau jika aku tidak suka dengan Putri Serena, tapi dia membawa nama Putri Serena yang membuatku semakin kesal.

Aku sangat sedih karena masakanku tidak enak. Dan membicarakan Putri Serena maka akan semakin hambar.

"Oh ayolah, kau akan menangis sepanjang hari?" ucap Ellie.

Aku langsung duduk bersandar, "Jangan membuatku bertambah kesal, Ellie!" ucapku gemas.

Ellie tersenyum, "Kau seperti anak kecil." ledeknya.

Aku mengerucut sebal, "Jangan meledekku!"

"Apakah hanya karena masakanmu yang tidak enak kau sampai menangis seperti ini?" tanya Ellie.

Hanya katanya? Aku memberikan makanan yang tidak enak kepada sang Ratu! Mau ditaruh dimana harga diriku ini!

"Dari mana kau tau?" tanyaku.

"Oh ayolah, banyak yang membicarakanmu disepanjang lorong." jawab Ellie. Aku sudah menebaknya.

"Aku malu, El." ucapku menutup wajah dengan kedua tangan.

"Berhentilah menangis! Dan pergilah temui Putri kejam itu!" ucap Ellie, "Jangan biarkan dia merasa senang karena kau menangis seperti orang gila!" lanjutnya.

Aku mencibir pelan. Dia ini ingin membangkitkan semangatku atau mengejekku sih?

"Iya Ellie.." ucapku pasrah.

Aku segera mencuci wajahku dan berpamitan kepada Ellie.

Aku segera menuju kamar Putri Serena. Entah apa yang ingin dia lakukan padaku. Aku mengetuk pintu kamar Putri Serena beberapa kali. Hingga seorang wanita anggun membuka pintu.

Aku tersenyum saat melihatnya. Mencoba bersikap ramah.

"Selamat sore Putri Serena." ucapku menunduk hormat.

Putri Serena melipat tangannya di depan dada, lalu tersenyum miring.

"Kau benar-benar sudah siap bekerja denganku ya?" tanyanya yang menurutku itu adalah sebuah ejekan.

Aku tetap mempertahankan senyumku, "Tentu saja Putri Serena."

"Bagus kalau begitu."

Putri Serena keluar dari kamar dan aku mengikutinya dari belakang. Aku menunggu apa yang akan dia katakan. Tapi Putri Serena hanya diam.

Tiba-tiba saja Putri Serena berhenti mendadak. Aku juga ikut berhenti.

"Kau akan membawa itu kemana?" tanya Putri Serena kepada seorang pelayan laki-laki.

"Saya akan membawa ini ke para tahanan," jawab sang pelayan.

Putri tersenyum sesaat, dan aku melihat senyuman licik itu.

"Kau bisa pergi, urus pekerjaanmu yang lain." ucap Putri Serena kepada pelayan itu.

"Tapi bagaimana dengan makanan untuk para tahanan ini?" tanya pelayan.

The Kingdom Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang