18

3.8K 396 4
                                    

_____

Aku mengerjapkan mata perlahan. Kenzie menyalakan lampu penerangan. Aku terkejut karena ruangan ini adalah gudang. Pantas saja gelap dan tidak ada cahaya yang masuk.

"Kau seperti ingin menculikku, Ken!" ucapku kesal.

Kenzie tertawa pelan. Beberapa hari ini kami jarang bertemu. Karena kami memiliki kesibukan masing-masing. Aku merasa sangat merindukan laki-laki di depanku ini.

"Apa kabar?" tanya Kenzie.

Aku tersenyum, "Buruk."

"Kenapa? Kau tidak menyukai pekerjaanmu?" tanya Kenzie sambil tersenyum geli.

Aku memutar bola mata, "Ini idemu, Ken. Aku hanya ingin bertahan hidup di dunia antah berantah ini."

"Seharusnya kau berterima kasih karena aku telah membantumu." ucapnya sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding.

Aku menghembuskan napas kesal, "Baru beberapa hari aku menjadi pelayan dan aku sudah mendapat banyak sekali tugas!"

"Itu artinya kau berbakat menjadi seorang pelayan." ucapnya enteng.

Aku mendengus pelan, "Kenapa kau menemuiku?" tanyaku langsung kepada intinya.

Kenzie menarik kursi untuk dia duduk. Aku menunggu apa yang ingin dia ucapkan.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu." ucapnya mendadak serius.

"Tentang apa?"

Kenzie menatapku, "Kau bukan penyihir kan?"

Aku menunjuk diriku sendiri, "Aku?"

Kenzie mengangguk, "Baru-baru ini aku mendengar jika ada seorang penyihir di hutan bagian timur. Aku pikir itu ada hubungannya denganmu."

"Kau pikir aku penyihir? Kau sudah lihatkan jika aku hanya manusia biasa?" ucapku mencoba menjelaskan.

"Atau mungkin kau hanya arwah yang tersesat disini, dan mencoba untuk kembali ke raga yang asli." ucapnya yang semakin membuatku bingung.

"Kau menemuiku hanya untuk itu?"

"Ini penting, Rain. Bisa saja kau tau bagaimana caranya kembali melalui penyihir itu." ucap Kenzie.

"Tapi bagaimana jika berita adanya penyihir itu hanya omong kosong belaka?" tanyaku.

Kenzie menggeleng, "Penyihir di zaman ini keberadaannya sangat dipercaya. Bahkan ada yang memperalat sang penyihir untuk kepuasannya semata." jelas Kenzie.

"Tapi aku tidak tau apa-apa. Jangan menambah beban pikiranku!" ucapku kesal.

"Baiklah, maafkan aku."

Kami terdiam beberapa saat.

"Kau sangat merindukan adikmu?" tanyaku pelan.

Kenzie menatapku penuh tanya, "Kau adikku."

Aku menggeleng, "Bukan aku. Adikmu yang asli, yang benar-benar pemilik tubuh ini."

"Menurutku kalian adalah adikku. Entah kalian orang yang sama atau tidak. Aku juga sudah menganggapmu sebagai adikku." ucap Kenzie lalu tersenyum manis.

Aku memeluknya. Aku benar-benar merindukannya. Kenzie membalas pelukanku sambil mengusap suraiku.

"Seharusnya kita tetap menjadi warga desa daripada bekerja di kerajaan ini." ucapnya yang masih aku dengar.

Kami melepas pelukan dan aku tau jika Kenzie amat sangat menyayangiku sebagai adiknya. Jika aku bisa, aku ingin membawa Kenzie ke duniaku dan menjadikannya kakak terhebat yang aku punya.

The Kingdom Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang