36

2.7K 254 3
                                    

Special Update!
Happy 1k vote!

Selamat membaca,
:)
_____

Pagi harinya, kerajaan sangat ramai didatangi oleh orang-orang yang ingin melihat proses pembakaran penyihir. Sedangkan Ellie masih diam dikamarnya, kerajaan belum tau jika Raina sudah kabur. Salahkan saja para penjaga, yang tidak becus menjaga tahanan.

Ellie mendongak ke jendela. Banyak orang yang sudah berkumpul beramai-ramai melihat. Jika mereka tau Raina hilang pasti akan heboh sekali.

Ellie memutuskan keluar dari kamarnya. Di tengah lorong ia mendengar suara bariton milik Raja Orlan. Ia segera bersembunyi di balik dinding.

"Bagaimana bisa kabur?!"

"Saya tidak tau Yang Mulia. Maafkan atas kelalaian kami dalam menjaga tahanan." ucap seorang prajurit.

"Aku tidak mau tau, kalian harus mencarinya sesegera mungkin. Cari dia sampai dapat hingga kepelosok negeri." ucap Raja Orlan segera berjalan bersama pengawal pribadinya.

"Kau harus mencari adikmu. Dia harus dimusnahkan segera." ucap Raja Orlan menatap pengawal disampingnya.

Ellie melotot terkejut. Jadi pengawal itu kakak dari Raina?

"Tapi bagaimana dengan kerumunan itu Yang Mulia?" tanya pengawal itu yang tak lain adalah Kenzie.

"Bubarkan segera." perintah Raja Orlan yang langsung diangguki oleh Kenzie.

Setelah kepergian mereka, Ellie menghela napas lega. Setidaknya Raja Orlan belum tau jika Raina kabur bersama salah satu putra nya. Ellie meringis. Bagaimana jika Raja Orlan tau jika putranya pergi bersama Raina?

Saat Ellie hendak berjalan, sebuah tangan menariknya untuk diam di tempatnya lagi. Ellie menatap siapa pemilik tangan tersebut.

Ratu Starla menatapnya tajam bersama dengan Marleen disebelahnya. Ellie menelan saliva kasar. Ia salah menemukan tempat bersembunyi. Kenapa dia bersembunyi disebelah kamar Ratu Starla? Bagaimana ini, apa yang harus dia lakukan?

"Kau mengenai Rain?" tanya Ratu Starla, "Jawab sejujurnya, nak." lanjutnya.

Ellie mengangguk pelan.

Ratu Starla menghela napas pelan, "Dimana dia? Kenapa banyak rumor yang beredar jika dia seorang penyihir?" tanya Ratu Starla.

"I-itu.." Ellie gugup, sangat.

"Mungkin kita bisa bicarakan ini dikamar Yang Mulia Ratu. Sangat tidak menyenangkan bicara diluar dengan keadaan yang seperti ini." ucap Marleen memberi nasehat.

Ratu Starla mengangguk setuju, "Baiklah, ayo nak. Kita bicara di dalam. Aku tidak akan memaksamu untuk mengatakan semuanya." ucap Ratu Starla menggiring Ellie kekamarnya.

***

Sedangkan disisi lain, seorang Raja turun dari kereta kudanya yang disusul oleh penasehat pribadinya. Siapa lagi kalau bukan Raja Artha dan Ein. Mereka akhirnya sampai di kerajaan Emerland.

Raja Artha mengedarkan pandangannya lalu tatapannya terkunci kepada warga desa yang berkerumun di pintu gerbang kerajaan. Mungkin para warga desa sudah tau jika dikerajaan ada seorang penyihir yang ditahan.

Raja Artha tersenyum miring. Ia semakin ingin menguasai kerajaan ini dan memusnahkan seluruh keturunan Raja Orlan.

Ein meneriakkan ke warga desa untuk memberi jalan kepada Raja Artha. Para warga yang sedang berkerumun itu langsung menyingkir memberi jalan untuk sang Raja Hiraksa.

Terdengar beberapa bisikan dari warga. Mereka sepertinya membicarakan Raja Arha. Sedangkan Raja Artha tetap berjalan tanpa memedulikan mereka. Toh, dengan jentikan jari, lidah mereka bisa terputus. Tapi Raja Artha tidak ingin dulu membuang kekuatannya hanya untuk hal kecil.

The Kingdom Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang