02 : Jembatan Menuju Takdir (?)

266 182 269
                                    

"Terlatih untuk tersakiti bukan berarti takdirnya memang begitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlatih untuk tersakiti bukan berarti takdirnya memang begitu. Terkadang, ada beberapa hati yang harus menerima karma sebelum menerima akhir yang bahagia."

🌛☀️

I'm about to raise the roof
Gongmyeong geu anui moves (raising)
Peojyeogane like the news
Jamdeureotdeon neol kkaewo
Himeun deo keojyeo ga
When we raise the roof

We're not in control
Hamkke inneun neo
So we just get bigger
Himeun deo keojyeo ga
When we raise the roof

Imma wake you

Klik

Dering lagu yang ternyata alarm dari benda pipih itu terhenti tatkala jari lentik Mentari menekan tombol 'matikan alarm'.

Namun, bukannya terbangun, Mentari justru hendak melanjutkan mimpinya yang sempat terputus ; makan bersama dengan Moon Taeil, member tertua dari boygroup yang tengah naik daun.

Pikirnya, ibunya akan membangunkannya lagi nanti. Itu sebabnya dia masih enggan beranjak dari kasur yang memiliki daya tarik cukup kuat, seakan memeluk gadis itu agar tidak pergi ke mana pun.

Tok tok tok

Ketukan di pintu kembali mengusik telinga gadis itu. Baiklah, bukan waktu yang tepat untuk mimpinya bisa dilanjut,  lagi pun ia teringat satu hal.

"Ibu udah pergi, bisa-bisanya gue lupa."

"Tari, sudah bangun?" tanya orang yang tadi mengetuk pintu kamar gadis itu.

"Udah, Yah. Mau mandi." Mengenal suara itu, gadis tadi menyambar handuk sembari berjalan keluar.

Ceklek

"Ayah masak nasi goreng, nanti dimakan, ya, Tari."

"Aduh, Tari udah bilang Ayah gak boleh ngapa-ngapain. Udah, diem aja, duduk manis, semua biar Tari yang urus," kata gadis tadi, sang ayah hanya tersenyum sembari mengusak kepala putri semata wayangnya itu.

"Tari mandi dulu, Yah." Gadis itu melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.

Mentari Atmawijaya. Itu nama lengkapnya, parasnya bisa dibilang lumayan cantik untuk rata-rata wanita Indonesia. Apa yang orang bilang? Good looking, nah itu bisa disematkan untuk gadis itu.

Tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah yang mereka kontrak, cukup untuk dua manusia itu. Tak ada lagi manusia selain mereka di rumah ini, ibu Mentari sudah pergi kurang lebih tiga tahun lalu, saat Mentari masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas.

Semenjak banyaknya kejadian yang menimpa keluarganya, ditambah dengan kondisi sang ayah yang makin hari makin menurun, membuat gadis itu rela menjadi tulang punggung keluarga.

Tiga Belas Misi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang