"Mentari, mau kuberi tahu bagaimana rasanya cemburu?"
🌛☀️
"Kalo emang Kak Bulan yang nyuruh Bintang gugurin kandungannya, otomatis mereka berdua pernah nganu, 'kan?"
"Tapi kenapa Kak Bulan nulis di kertas misi, buat dia tau perasaan saya?"
"Minta nganu ke si Bintang maksa, gitu?"
Kalimat ambigu terus keluar dari mulut Mentari yang kini tengah bermonolog. Gadis itu tak ada hentinya mencoba untuk memecahkan kepingan puzzle dalam tanda tanya di otaknya.
Sejak selesai jam kuliah, Mentari langsung mengikuti semua intruksi yang Starla berikan guna membuat acara ulang tahun Bulan menjadi luar biasa. Nampaknya, tujuan gadis itu akan tercapai beberapa saat lagi setelah Bulan menginjakkan kaki di area yang Mentari pijaki.
"Udah beres semua, Kak?" Starla bertanya sembari memberikan sinyal dengan tangannya agar Mentari lebih paham.
"Udah, tinggal nunggu Kak Bulan sama Bintang aja!" seru Mentari kepada Starla yang berada cukup jauh dari dirinya.
Suara-suara dari tamu yang datang tidak terlalu membuat suara dua gadis tadi teredam. Hanya para pelayan kafe Rindu Bulan, teman dekat Bulan, dan kerabat Bulan yang datang dan memenuhi area danau malam ini.
"Woi, Tari! Makan sini, coy!"
Seruan dengan bunyi suara yang familiar langsung membuat Mentari menoleh ke sumber suara, dapat ia lihat Lalisa, Sinar, dan Mawar tengah menikmati hidangan, tiga gadis itu berada tidak jauh dari tempat Mentari berdiri.
"Faris gak dateng?"tanya Mentari setelah mengambil langkah panjang mendekati tiga gadis itu.
"Masih trauma soal soang dia," jawab Sinar.
"Angsa yang bener," koreksi Lalisa yang dibalas dengan kedikkan bahu oleh Sinar.
"Acara belom mulai, lo pada udah ngeborong makanan," ucap Mentari melihat betapa banyak wadah yang hanya tersisa setengahnya, beberapa isi dari wadah itu sudah pasti berenang nyaman di dalam lambung tiga gadis di hadapannya.
"Mumpung gratis," sahut Lalisa.
"Lo anak orang kaya kalo lo lupa." Mentari berusaha memperingati Lalisa yang sudah diam-diam menyimpan tiga bungkus kue ke dalam tasnya.
"Ck, beli pake duit sendiri emang asik, tapi lebih asik lagi ngambil yang gratis. Udah, sana urusin kerjaan lo. Girls, pindah tempat, makanan sebelah sana enak kayaknya." Lalisa pergi menuju meja yang lain, di belakangnya Sinar dan Mawar sudah mengekor dengan mulut penuh makanan.
Mentari hanya terkikik geli melihat tingkah aneh teman-temannya itu, memilih untuk diam di tempat sampai sebuah mobil yang Mentari kenali datang mendekat ke area yang sudah dijadikan parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Belas Misi ✔️
ChickLit"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan." "Kenapa gitu, Kak?" "Perpisahan ada karena eksistensi dari pertemuan. Jadi, bukankah kamu seharusnya membenci apa yang bisa membuat perpisahan itu muncul?"...