24 : Faris

101 51 82
                                    

"Benar kata Bulan, cinta akan indah kalau kamu tidak mengharapkan balasan atas cinta kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar kata Bulan, cinta akan indah kalau kamu tidak mengharapkan balasan atas cinta kamu."

🌛☀️

Waktu masih terlalu pagi saat kelopak mata Mentari terpaksa terbuka karena mendengar suara bising dari arah dapur. Mengerjap beberapa kali, mata kecil Mentari menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk.

Gadis itu merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Semalam, dia baru jatuh tertidur sekitar jam satu malam. Meraih handphone yang ada di samping tempat tidurnya, baru pukul empat tepat.

"Bulan! Ikannya gosong, anjir!"

"Ya, salah kamu itu, Doy."

"Eh? Ada Kak Doy?" batin Mentari setelah mendengar percakapan bernada kepanikan di luar sana. Kakinya ia ajak untuk keluar dari kamar, melangkah ke arah dapur.

"Eh, Tari. Pasti kebangun, ya?" Bulan memasang wajah tak enak tatkala melihat Mentari keluar dengan mukanya yang terlihat masih mengantuk.

"Sorry, Tar. Gue lagi ada tugas penting, jadi ya gini dah."

"Santai aja, Kak."

Mentari mendekat, menatap kasihan pada ikan gosong yang belum juga diangkat oleh Doy dari minyak panas, selamat tinggal ikan lezat.

"Masak sepagi ini? Buat apa, Kak?"

"Doy lupa kalau salah satu syarat untuk ikut sidang harus buat bisnis jualan, mau laku atau nggak, tetap harus bikin. Setengah jam yang lalu dia datang dengan alasan gak ada yang bantuin kalo di rumah," tutur Bulan yang diangguki oleh Doy dengan ekspresi sedikit menyesal.

"Harus banget hari ini?" tanya Mentari.

Doy mengangguk. "Sebenernya hari ini ngajuin proposalnya sekalian kasih contoh dagangannya."

"Yang mau lo bikin apa, Kak?"

"Ikan goreng doang sebenernya, cuman nanti gue modif dikit pake sambel Matah, au dah nanti yang makan keracunan atau kagak."

Mentari hampir akan tertawa jika saja ia tak melihat ekspresi murung dari yang kakak tingkatnya itu tunjukkan. Melirik sedikit ke arah Bulan, pemuda itu hanya sibuk memainkan beberapa sendok makan.

"Gue bantu lo, Kak! Sekarang, beli ikan lagi sana, bikin sambel Matah gue juga jago, kok!"

Tanpa ada aba-aba apa pun, Doy langsung menarik tangan Bulan, pukul empat lewat sedikit mereka sudah pergi ke pasar membeli ikan. Tak apa, demi kelancaran sidang skripsi.

🌛☀️

Jika waktu masih duduk di bangku SMA, Mentari akan selalu merasa segar walau hanya mendapat tidur selama dua jam. Namun, karena terlampau banyaknya tugas kuliah membuat Mentari benar-benar masih menyimpan kantuk dalam dirinya, padahal waktu tidur yang ia ambil kurang lebih tiga jam.

Tiga Belas Misi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang