"Benang-benang masa lalu kini tak sekusut dulu lagi, perlahan mereka saling menyambung membentuk fakta yang disembunyikan. Oh tunggu, sepertinya masih ada rahasia lain."
🌛☀️
Mentari masih duduk terdiam di kasur ketika Bintang sudah berpamitan hendak kembali ke kamarnya. Otak gadis itu memikirkan satu kemungkinan yang sejak tadi selalu memutari kepalanya.
"Jadi, kakak tirinya Faris itu Kak Bintang?" Satu kemungkinan itu benar-benar membuat Mentari terlarut dalam lamunannya. Bahkan ketika Faris sudah kembali ke kamarnya, gadis itu masih berenang di dunianya sendiri.
"Woi, Tari!"
Mentari tersadar, ditatapnya Faris yang kini menatapnya dengan bingung. Di tangan pemuda itu ada banyak sekali kantung plastik berisi makanan ringan, bukti bahwa lelaki itu baru saja kembali dari belanja.
"Mikirin apaan?"
"Bukan apa-apa."
Faris memicing, menaruh curiga pada jawaban aneh Mentari. Jelas-jelas gadis itu tengah memikirkan hal yang rasanya sangat penting.
Memilih untuk tidak peduli, pada akhirnya Faris ikut duduk di samping Mentari. "Sinar sama Lisa lagi di jalan."
Ucapan Faris seolah angin lalu bagi Mentari, mulut Mentari justru terbuka untuk hal lain. "Kakak tiri lo itu Kak Bintang?"
Faris menoleh dengan cepat, wajah terkejut dari pemuda itu membuat Mentari makin yakin dengan dugaannya. "Tadi dia mau masuk kamar lo, bener 'kan dia kakak tiri lo?"
"Kayaknya udah saatnya ada orang lain yang tau."
"Maksud lo?" Mentari mengernyitkan dahinya, bingung dengan kalimat yang baru saja Faris lontarkan.
"Gue bakal telpon Mawar, ajak dia nginep juga."
"Tiba-tiba lo ngajak Mawar? Lo tau kalo dia gak akan bisa tidur kalo gak sama mamanya, Ris."
"Cerita yang bakal gue kasih tau ke lo, gak akan lengkap kalo gak ada Mawar, Tar."
🌛☀️
"Kasih gue alasan yang paling masuk akal kenapa gue harus nginep sama kalian."
Mawar baru saja tiba beberapa menit yang lalu. Menatap nyalang ke arah sepupu dan tiga temannya.
Lima belas menit yang lalu Faris menelpon Mawar, mengatakan bahwa Mentari terluka parah di rumahnya, hal itu yang membuat Mawar langsung pergi menuju rumah Faris.
"Lo pada mau jawab atau gue tempeleng pake sendal?!" Mawar kesal, sudahlah dirinya dibohongi, sekarang justru cengiran konyol dari empat orang di hadapannya yang harus ia dapatkan.
"Gue gak tau apa-apa, gue juga diajak nginep sama Faris."
"Gue juga sama," sahut Sinar ikut menyuarakan kalimat yang sama dengan Lalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Belas Misi ✔️
ChickLit"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan." "Kenapa gitu, Kak?" "Perpisahan ada karena eksistensi dari pertemuan. Jadi, bukankah kamu seharusnya membenci apa yang bisa membuat perpisahan itu muncul?"...