"Jadi, ini yang namanya karma?"
🌛☀️
"Starla?"
Suara Mentari mengintrupsi telinga Mawar yang tengah fokus pada kerjanya. Melihat Mentari memandang ke suatu tempat membuat Mawar juga menjatuhkan pandangannya kepada seorang gadis yang berdiri di belakang orang yang tengah ia layani.
Mawar panik, kini ia mengerti mengapa Mentari masih terdiam bahkan sampai saat ini.
"Mbak?" panggil orang yang ada di hadapan Mawar karena melihat Mawar yang tak kunjung menyebutkan bayaran atas pesanannya.
"Eh, iya. Totalnya jadi 67.000 rupiah, Kak," ucap Mawar akhirnya.
Pengunjung itu memberikan uang pas kepada Mawar lalu langsung berlalu.
"Starla?" Lagi, itu suara Mentari.
Gadis yang tadi sepertinya hendak membayar itu mendongak dan terkejut bukan main ketika mendapati sosok Mentari dan Mawar di hadapannya.
Seakan belum pulih sakit hatinya dari cerita masa lalu, gadis itu langsung memacu kakinya keluar dari kafe tanpa meninggalkan sepeser uang pun pada meja kasir.
"Itu bener Starla, 'kan?" Mentari akhirnya sadar bahwa penglihatannya tempo hari bukan hanya ilusi ataupun kesalahan pada matanya. Itu benar Starla, gadis yang sama, adik kelasnya dulu.
"Bener, mata lo gak salah untuk mengenali orang tadi."
Sinar, gadis itu yang baru saja bicara. Saking ramainya pengujung hari ini Mentari sampai tidak sadar bahwa Sinar juga termasuk salah satu dari mereka.
"Kalo lo mau tau, dia kuliah di tempat kita, Tar. Jurusan Psikologi, sama kayak lo."
Mentari tertegun, diliriknya Mawar yang kini memasang wajah bingung bercampur terkejut.
"Datangnya seseorang dari masa lalu itu cuman ada dua alasan," ucap Sinar, "yang pertama kembali karena memang harus kembali ...." Ucapan Sinar menggantung.
"Kedua, ada hati yang masih belum mendapatkan dendamnya."
Mawar dan Mentari sama-sama paham maksud dari pembicaraan Sinar. Ada gadis yang harus mereka mohon kata maaf darinya.
Sinar berlalu meninggalkan gadis yang masih terdiam di posisi mereka, sibuk dengan pikiran masing-masing. Mentari dengan pikirannya tentang bagaimana agar bisa mendapat maaf dari gadis itu.
Lain dengan Mawar. Gadis itu terlihat sedikit gelisah, bukan gelisah karena Starla tidak membayar, itu bahkan bisa ia maklumi. Melainkan gelisah perihal kemunculan gadis itu, dalam hatinya ia membatin, "Gimana kalo Tari sampe tau?"
🌛☀️
"Mentari Atmawijaya, jika kamu rasa sesuatu yang ada di dalam pikiranmu lebih penting ketimbang kelas saya, silakan keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Belas Misi ✔️
ChickLit"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan." "Kenapa gitu, Kak?" "Perpisahan ada karena eksistensi dari pertemuan. Jadi, bukankah kamu seharusnya membenci apa yang bisa membuat perpisahan itu muncul?"...