"Karena sepertinya, gadis itu masih belum menyadari apa saja yang semesta coba untuk sembunyikan."
🌛☀️
"Mentari, anjing! Si Rakha sweet banget, anjir!"
"Semalem kalo lo gak sadar, gue ke resto gak make alas kaki, anjir! Terus dia lepasin sepatunya habis itu dia nyuruh gue pake!"
"Ini nih, lo harus tau! Anjing anjing anjing! Hari ini gue bakal dibawa ke orang tua dia aaaaaaaaaa!"
"Sumpah, gue kira Rakha bakal jadi brengsek dengan ninggalin gue gitu aja, kagak coi, dia tanggung jawab, seneng banget gue, anjing!"
Telinga Mentari sebenarnya sudah panas mendengar ocehan Vania mengenai betapa manisnya seorang Rakha. Walaupun hatinya turut bahagia, tak bisa Mentari pungkiri bahwa dia sedikit merasa iri dengan Vania.
Mentari itu uwuphobic.
"Lo nanti harus dateng ke nikahan gue ya, Tar!"
"Kayak bakal jadi nikah aja lo, Kak."
"Heh, mulut lo kalo ngomong, jangan gitu, anjir!" Suara Vania terdengar menggebu bercampur kesal di ponsel pintar milik Mentari.
"Iya, bercanda, gue tebak bentar lagi Om Rakha bakal dateng ke rumah lo ngajak lo jalan-jalan, mending lo siap-siap sana."
"Anjir, kok tau?"
Mentari memang uwuphobic, tetapi bukan berarti Mentari tidak tahu hal-hal manis seperti apa yang biasanya terjadi antara sepasang kekasih. Memilih untuk menutup panggilan suara itu secara sepihak, gadis itu kini hanya berdiri sembari menunggu pengunjung baru untuk datang ke kafe.
"Kuliah lo gimana, Tar?"
Mentari menoleh, didapatinya Mawar kini sudah berdiri di sampingnya. Mulut Mentari terbuka untuk berkata, "Lumayan lancar, belum ada hal-hal yang berat lagi."
"Habis lulus lo mau ngapain?"
"Emm ... sebenernya mau ngambil S2 dulu, biar makin mantep nanti pas kerja. Liat nanti, deh, liat kondisi duit gue."
Mawar mengangguk paham. "Kalo perlu bantuan ekonomi, jangan bilang ke gue, ya, gak akan bisa bantu soalnya."
Mawar tertawa dengan ucapannya sendiri, Mentari hanya menggeleng pelan, sepupunya ini terkadang suka sekali berkata seperti itu, padahal realitanya ketika Mentari butuh bantuan apa pun, Mawar akan menjadi orang pertama yang menolong.
"Si Bulan semalem chat gue, katanya nanti gue harus dateng ke acara wisuda dia. Acaranya kapan dah? Dia gue tanya kagak dibales lagi."
"Bulan depan, eh kurang lebih tiga minggu lagi, sih, dateng aja."
"Lo bakal dateng?"
Mentari mengangguk, tentu saja dia akan datang karena dia adalah otak dari semua rencana yang akan terjadi pada hari itu. Netra Mentari melirik ke salah satu meja berisi teman-temannya, tentu saja mereka sedang membahas perihal wisuda Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Belas Misi ✔️
ChickLit"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan." "Kenapa gitu, Kak?" "Perpisahan ada karena eksistensi dari pertemuan. Jadi, bukankah kamu seharusnya membenci apa yang bisa membuat perpisahan itu muncul?"...