07 : Makin Berjarak

176 151 138
                                    

"Apa kalian percaya dengan hubungan sehidup semati?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kalian percaya dengan hubungan sehidup semati?"

🌛☀️

Deru kendaraan terdengar sampai ke kafe tempat Sinar dan teman-temannya biasa berkumpul.

"Kalo gue liat-liat, lo dulu ada hubungan sama si Tari, Nar?" tanya salah satu teman Sinar yang memiliki nama Anetta Solaria pada almamaternya.

"Maksud lo?" Sinar balik bertanya, dari wajahnya terlihat jelas bahwa ia berpura-pura tidak mengerti.

"Lo kalo mau bully kayak setengah-setengah, setengah mau setengah kasian. Aneh aja." Bukan Anetta yang bicara, melainkan lelaki di samping Faris, Boy Putra Dewata.

"Gue? Kasian sama Mentari? Bercanda lo, Boy? Hahaha," ucap Sinar diiringi dengan tawa ringan.

"Lo satu SMA sama dia 'kan? Faris juga satu SMA sama dia 'kan?"

Pertanyaan dari Anetta sontak membuat Faris melirik ke arah Sinar, bingung harus menjawab jujur atau tidak.

"Ini pesanannya, silahkan dinikmati."

Beruntung seorang pelayan datang membawa pesanan mereka, hingga masing-masing lupa dengan topik yang baru saja dibicarakan karena tenggelam dengan hidangan yang mereka pesan.

Saking tenggelam dalam acara makan mereka, tak ada yang sadar ada seorang gadis yang menatap sendu ke arah mereka, Mentari.

Benar, kafe Rindu Bulan adalah kafe yang selalu Sinar dan tiga temannya datangi. Bukan sekali atau dua kali Mentari mencoba untuk menghindar, berkali-kali ia meminta rekan kerjanya agar melayani Sinar dan teman-temannya itu.

"Bukannya itu Sinar ya, Tet?"

Mentari menoleh ke arah Mawar yang tadi bersuara. Gawat, sebentar lagi sepupunya itu pasti akan memanggil nama Sinar.

"Woi, Sinar!"

Sudah terduga.

Gadis yang dipanggil menoleh ke asal suara, memicingkan matanya, lalu menatap datar tatkala mendapati sosok Mentari berada di sisi orang yang tadi memanggilnya.

"Ei, Lonte. Apa kabar lo?" balas Sinar dengan suara yang tak bisa dikatakan kecil.

Mawar yang mendengar panggilan itu hanya tersenyum kecil, yang ia tahu Sinar dulu memang suka bercanda mengenai pekerjaannya. Tangan Mawar menarik Mentari dengan paksa untuk mengikuti langkahnya mendekati meja Sinar dan teman-temannya.

"Eh, Faris! Di sini juga lo?" Mawar berbasa-basi sembari menarik salah satu kursi untuk duduk di meja mereka.

"Lo ngapain di sini, Tar? Di sini bisa nyewa PSK juga?" celetuk Anetta.

"Kalian saling kenal?" tanya Mawar pada Mentari.

"Satu kampus." Mentari menjawab seraya membersihkan beberapa meja yang kotor.

Tiga Belas Misi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang