"Pada dasarnya, manusia hanya bisa berharap, tanpa mau tahu seberapa sakit rasanya ketika harapan itu tidak mendapat tempat untuk dibuat menjadi nyata."
🌛☀️
Teruntuk sayangnya saya, Mentari.
Hai? Hari ini udah senyum belum, hm?
Sebelum kamu lanjut baca surat ini, coba kasih saya senyum dulu.Sudah?
Terima kasih, kamu jadi makin cantik.
Pertama-tama, saya mau minta maaf karena gak berani untuk bilang langsung ke kamu. Surat ini pasti kamu terima dari Mawar, saya yang suruh dia untuk kasih ke kamu.
Saya tahu kalau kamu punya rasa yang lebih untuk saya, Tari. Saya sangat berterima kasih tentang hal itu karena nyatanya saya baru sadar kalau saya juga punya rasa yang sama.
Waktu ketika Bintang dan saya salah paham karena dia melihat kita berdua, di hari itu juga saya sadar dan memilih untuk membatalkan pernikahan. Untuk persiapan pernikahan yang bahkan sepertinya sudah setengah jalan, rela saya batalkan ketika sadar bahwa hati saya sudah berlabuh ke pelabuhan yang lain, dan itu kamu, Tari.
Bayangan tentang bagaimana kita bisa membina hidup bersama, saling menjaga, saling sayang, semua itu terlihat sangat jelas di mata saya. Apa kamu pernah berharap hal yang sama?
Aduh, saya nulis ini jadi grogi sendiri, haha. Jadi, saya cinta sama kamu, Tari, kamu mau menikah dengan saya?
Saya nggak maksa, tapi saya tahu kamu gak akan nolak, 'kan? Saya tunggu jawabanmu.
Ah, ngomong-ngomong, tiga belas misi kamu itu membawa keberuntungan bagi kita, ya. Siapa sangka takdir mendekatkan kita dengan cara itu.
Calon suamimu
Bulan Adlan TralaksaWanita itu tersenyum setelah membaca rentetan kalimat yang tertulis pada kertas lusuh itu. Dari raut wajahnya, tentu kalimat dalam surat itu diisi dengan kumpulan kata-kata menenangkan, suka cita, dan lain-lain.
Siapa sangka bahwa dibalik senyum wanita itu, ada hati yang disayat oleh kerinduan tanpa obat. Orang bilang, rindu bisa diobati dengan pertemuan, 'kan? Bagaimana jika pengobat rindunya tidak bisa kita temui lagi?
"Bahkan setelah enam tahun lo ninggalin gue, rasa itu masih tetap tertuju sama lo, Kak."
Wanita itu meraih pigura berisi foto yang nampaknya sudah diambil sejak lama, karena wajah pemuda dalam foto itu terlihat sudah mulai memudar. Walaupun begitu, senyum teduh pemilik wajah itu sangat jelas terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Belas Misi ✔️
ChickLit"Kalau kamu benci dengan perpisahan, berarti kamu tidak punya hak untuk mengasihi pertemuan." "Kenapa gitu, Kak?" "Perpisahan ada karena eksistensi dari pertemuan. Jadi, bukankah kamu seharusnya membenci apa yang bisa membuat perpisahan itu muncul?"...