Kehilangan

961 95 12
                                        

Aku update!!! Serius, semangat dari kalian itu mood booster banget buat aku. Makasih mau baca dan nungguin. Kasih semangat terus yaaa. Lopyuh oll!!! 😙😙

..

Tita menangis dalam pelukan Roseline. Dirinya tidak menyangka, bahwa hari ini adalah hari kepulangan tantenya ke Jerman. Air mata yang sudah sejak tadi ditahan pun tak mampu terbendung lagi.

Meski sudah sepakat untuk Roseline kembali lagi ke Indonesia bulan depan, tapi tetap saja, berpisah dengan seseorang yang sudah menemani di saat paling terpuruk bukanlah hal yang mudah.

Roseline memeluk erat tubuh Tita. Tak kalah sedih, dirinya harus meninggalkan anak satu-satunya dari mendiang sang adik untuk keduakalinya.

Roseline tak punya pilihan lain. Sudah satu bulan lebih ia meninggalkan suaminya. Waktu satu bulan merupakan waktu terlama untuk mereka berpisah selama puluhan tahun menikah.

"Jaga diri, ya. Jangan tinggalkan salat. Tante akan sering menghubungi lewat telepon. Oke?" Roseline merenggangkan pelukan. Menghapus air mata Tita dengan kedua jari jempolnya.

"Iya, Tan. Terimakasih untuk selama ini. Sampaikan permintaan maafku sama om, karena udah menyita waktu Tante selama ini."

Roseline tersenyum teduh. "Om kamu pasti mengerti. Dan kamu tidak menyita waktu tante. Jangan merasa bersalah akan hal itu."

Tatapan Roseline beralih pada Fathan yang berada di sebelah Tita. "Jaga adik kamu. Lakukan apa pun yang seharusnya seorang kakak lakukan pada adiknya." Roseline menekan setiap kalimat. Terutama pada kalimat kakak dan adik.

Semalam, Roseline sudah menasihati panjang kali lebar Fathan. Untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga Tita dan Roland. Roseline melarang keras untuk Fathan menghalangi hubungan sepasang suami istri tersebut. Meski juga tidak menyuruh Fathan agar berusaha menyatukan kembali mereka. Karena Roseline tahu, Fathan tidak akan sudi melakukan hal itu.

Fathan mengangguk. Panggilan untuk penumpang pesawat menghentikan perpisahan ketiganya. Saat ini, mereka sedang berada di bandara. Subuh tadi, suami Roseline meminta agar istrinya itu pulang segera. Meski sudah tua, sebenarnya papa Fathan lumayan bucin juga.

Roseline memeluk Tita sekali lagi. Lalu bergantian Fathan yang sejak tadi merasa jengah dengan aksi mellow sepupu dan mamanya.

"Kalian baik-baik, ya. Mama ke sini lagi bulan depan. Insyaallah." Roseline menepuk bahu Fathan. Syarat akan pesan agar ia menjaga Tita sebaik mungkin.

"Iya, Ma. Kalau sudah sampai, kabarin kami." Roseline mengangguk. Seperti tidak rela untuk segera beranjak.

Pada akhirnya, Roseline pergi. Meninggalkan Tita yang menahan isak tangis dengan bahunya yang bergetar. Lalu Fathan yang merasa bingung mesti berbuat apa untuk menghiburnya.

"Ayo. Kita pulang." Tita berbalik badan terlebih dahulu. Meninggalkan Fathan dalam kebingungan.

Tita berjalan cepat keluar dari bandara menuju parkiran. Fathan pun menyusul kemudian. Keduanya diam selama perjalanan. Suasana canggung kini menyelimuti. Berbanding terbalik seperti ketika Tita belum mengalami trauma.

Tanpa sadar, Fathan menggenggam erat roda kemudi. Mengingat siapa orang yang sudah membuat adik sepupunya menjadi seperti sekarang, dirinya jadi ragu untuk tidak menghalangi pasangan suami istri itu untuk kembali bersama lagi.

Marrying Mr. GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang